Tampilkan postingan dengan label Post Oplos. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Post Oplos. Tampilkan semua postingan

Wisata Brebes - Waduk Malahayu

Waduk Malahayu terletak di Desa Malahayu, Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Brebes,Jawa Tengah; ± 6 km dari Banjarharjo atau 17 km dari Tanjung. Luas kawasan ini sekitar 944 hektare dan dibangun pada tahun 1930 oleh Kolonial Belanda.

Fungsi waduk ini disamping sebagai sarana irigasi lahan pertanian wilayah Kecamatan Banjarharjo, Kersana, Ketanggungan, Losari, Tanjung dan Bulalakamba juga sebagai pengontrol banjir serta dimanfaatkan untuk rekreasi. Di obyek wisata ini dapat ditemukan panorama alam pegunungan yang indah, dikelilingi hutan jati yang luas dan telah dijadikan bumi perkemahan dan wana wisata.

Berbagai fasilitas tersedia di kompleks wisata ini antara lain kolam renang anak, mainan anak, becak air, perahu pesiar, perahu dayung, panggung terbuka serta disediakan tempat parkir yang cukup luas.

Pada setiap Idul Fitri diadakan Pekan Wisata dengan pentas orkes melayu/dangdut sebagai hiburan. Sementara Sedekah Waduk, dilaksanakan oleh masyarakat setempat setiap hari raya.

Mitos yang hidup di masyarakat sekitar waduk ini adalah bahwa pasangan pengantin baru wajib membasuh muka dengan air waduk. Konon, pasangan yang melaksanakan hal itu akan langgeng mengarungi mahligai rumah tangga. Karena itu, hampir setiap ada pengantin baru, mereka selalu menyempatkan diri berkunjung ke lokasi tersebut. Yang unik, mereka kadang-kadang datang masih mengenakan pakaian pengantin, dengan diiringi puluhan bahkan ratusan pengiring. Tradisi ini dilaksanakan selain dipercaya mengandung berkah kelanggengan bagi pasangan itu, juga sebagai upaya tolak bala.

Mujair goreng adalah hidangan istimewa di lokasi wisata ini. Beberapa warung makan yang mendirikan bangunan di timur waduk menyediakan ikan mujair goreng dengan harga murah.

Terkadang diadakan lomba balap perahu, lomba mancing, dan sebagainya. Penduduk setempat juga menggunakan perahu compreng untuk rekreasi air mengelilingi waduk.

Dukuh Karacak
Dukuh Karacak adalah sebuah nama Dukuh atau kampung yang masuk pada Desa Malahayu. Dukuh Karacak awalnya berada di dekatDesa malahayu, dikarena pemerintahan belanda membangun Bendungan waduk malahayu sebagai irigasi masyarakat sekitar maka lima desa di bedol atau dipindahkan salah satunya kampung.

Sindang Mulya
konon menurut tetua di Kampung Dukuh Kracak, kampung Karacak sebelum pindah bernama Sindang Mulya, hal itu dikarena pada zaman itu di dusun tersebut telah menjadi tempat transit atau tempat istirahat sementara para orang penting atau raja pada zamannya. di sebelah selatan kampung Sindang Mulya tersebut ada sebuah bukit yang bernama Bukit Karacak orang sekitar menyebutnya gunung Karacak, nah konon karena gunung atau bukit Karacak tersebut akhirnya Kampung Sindang Mulya Tersebut diberi nama Kampung Dukuh Karacak.

Masih Ada Silsilah Keluarga Ke Desa Cipajang
Karena tejadinya perpindahan penduduk ke beberapa tempat diantaranya Desa Cipajang, maka sampai saat ini masyarakat sekitar meyakini ada hubungan satu nenek moyang antara Desa Malahayu Dengan Desa Cipajang, hal itu dapat terlihat dari lanscap wilayah dan hubungan keluarga kedua desa tersebut sampai saat ini. Jika di perhatikan sampai saat ini memang kekeluargaan dan garis keturunan dari masing-masing desa tersebut masih dapat teridentifikasi dengan jelas, garis atau silsilah keluarga masih dapat di ceritakan oleh tetua (orang tua) di masing-masing desa tersebut. waduk malahayu itu dulunya dihuni oleh masyarakat desa Cipajang,Namun pada masa penjajahan kolonial belanda masyarakat desa cipajang di pindahkan ke djaikar (nangka busung). Kemudian tanah yang ditinggalkan oleh masyarakat desa cipajang di bangun menjadi waduk malahayu untuk pengairan ke seluruh kecamatan banjarharjo bahkan lebih.

Adat Dan Budaya
Adat dan budaya di desa yang tersebar di bawah kecamatan Banjarharjo memiliki karakteristik hampir sama, mulai dari adat pernikahan, sunatan, sedekah bumi dan kegiatan kemasyarakat lainnya nyaris sama.

Bahasa Yang Digunakan
di wilayah Kecamatan Banjarharjo Selatan Khususnya masyarakat disini menggunakan bahasa Sunda Campuran Jawa, atau istilah masyarakat sekitar sunda kasar. hal ini karena wilayah Banjarharjo selatan bersebelahan dengan Wilayah Jawa Barat. percampuran budaya Jawa di dalam Suku Sunda memang sangat bisa dirasakan di daerah ini.

Hasil Bumi
Kondisi alam di daerah ini adalah pegunungan jadi mereka memiliki iklim bercocok taman padi Tadah Hujan yang dilakukan satu tahun sekali, sementara setelah itu biasanya dilanjutkan dengan menanam jagung, Bawang Merah, kacang Hijau dan Kedelai. Pegunungan di daerah ini ditumbungi dengan pohon Jati, sehingga pada saat kemarau udara panas lumayan terasa.

Ideologi
Ideologi masyarakat Desa Malahayu dan sekitarnya masyoritas beragama Islam dan Berasaskan Pancasila, terbagi dalam beberapa golongan yakni Islam Nahdlatul Ulama (NU) dan Islam Muhammadiyah. Kegiatan-kegiatan keagaman di Mesjid, pesantren dan sekolah Islam terasa masih sangat kental dan ramai dilakukan oleh masyarakat disini.

Politik
Kegiatan Politik masyarakat Desa Malahayu dan sekitarnya mengikuti apa yang terjadi saat ini berlaku, kegiatan kepartaian dan pemahaman terhadap nilai Demokratis cukup baik dijalankan di daerah ini. Terlihat dari kegiatan partai yang cukup beragam namun tetap menjaga kemananan satu sama lainnya. Partai politik yang menonjol di daerah ini adalah Partai Demokrat, Golkar, PAN, PPNU, PBB dan PDIP.

Cerita Aku dan Istriku
Hari ini minggu, 12 Februari 2012 tadi jam 11.00 saya berada ditempat tiket masuk, dan ternyata tidak disangka kalau harga tiket masuk tiap orang hanya 2000. Tadinya sih aku pikir bakalan 5000 tiap orang. Aku masuk beserta istri cuma bayar 4000 dan parkir motor 1000. Murah kan cuma 5000 bisa masuk wisata dan menikmati indahnya alam.
Disini kami berjalan-jalan dan keliling di Waduk dengan perahu kecil, murah juga ko bayar nya naik perahu kecil cuma 5000 bisa jalan-jalan keliling Waduk Malahayu dari pada naik odong-odomng bayar 2000 cuma 10 menit aja. Nah ni naik perahu keliling Waduk bisa sampe lumayan lama juga sekitar 30 menit, kan asik dan enak sambil narsis gitu diatas perahu sdangan background pegunngan.

Sekian dulu ya cerita dihari minggu di waduk Malahayu......

Kisah Kesabaran Seorang Ulama

Al Mubaarok bin Al Mubaarok Adh Dhoriir seorang ulama ahli nahwu yang digelari Al Wajiih. Beliau dikenal seorang yang elok akhlak dan perilakunya, lapang dada, penyabar dan tidak pemarah. Sehingga ada sebagian orang-orang jahil yang berniat mengujinya dengan memancing kemarahannya.

Maka datanglah orang ini menemui Al Wajiih, kemudian bertanya kepadanya tentang satu masalah dalam ilmu nahwu. Syaikh Al Wajiih menjawab dengan sebaik-baik jawaban dan menunjukan kepadanya jalan yang benar.

Lantas orang itu berkata kepadanya, “Engkau salah’.

Syaikh kembali mengulangi jawabannya dengan bahasa yang lebih halus dan mudah dicerna dari jawaban pertama, serta ia jelaskan hakekatnya.

Orang itu kembali berkata, “Engkau salah hai syaikh, aneh orang-orang yang menganggapmu menguasai ilmu nahwu dan engkau adalah rujukan dalam berbagai ilmu, padahal hanya sebatas ini saja ilmumu!”.

Syaikh berkata dengan lembut kepada orang itu, “Ananda, mungkin engkau belum paham jawabannya, jika engkau mau aku ulangi lagi jawabannya dengan yang lebih jelas lagi dari pada sebelumnya”.

Orang itu menjawab, “Engkau bohong! Aku paham apa yang engkau katakan akan tetapi karena kebodohanmu engkau mengira aku tidak paham”.

Maka syaikh Al Wajiih berkata  seraya tertawa, “Aku mengerti maksudmu, dan aku sudah tahu tujuanmu. Menurutku engkau telah kalah. Engkau bukanlah orang yang bisa membuatku marah selama-lamanya.

Ananda, konon ada seekor burung duduk di atas punggung gajah, ketika dia hendak terbang ia berkata kepada gajah, “Berpeganglah kepadaku, aku akan terbang!”.  Gajah berkata kepadanya, “Demi Allah hai burung, aku tidak merasakanmu ketika bertengger di punggungku, bagamaimana aku berpegang kepadamu saat engkau terbang!”.

Demi Allah hai anakku! Engkau tidak pandai bertanya tidak pula paham jawaban, bagaimana aku akan marah kepadamu?!”.

(Mu’jamul Udaba’ : 5/44).

Menjadi guru, juga seorang da’i memang harus banyak belajar bersabar, lapang dada dan berakhlak mulia .. semoga Allah Ta’ala memudahkan hal itu untuk kita, aamiin. 



sumber : kisahmuslim.com

Iman Dan Taqwa

1. IMAN
Iman (bahasa Arab:الإيمان) secara etimologis berarti 'percaya'. Perkataan iman (إيمان) diambil dari kata kerja 'aamana' (أمن) -- yukminu' (يؤمن) yang berarti 'percaya' atau 'membenarkan'.

Perkataan iman yang berarti 'membenarkan' itu disebutkan dalam al-Quran, di antaranya dalam Surah At-Taubah ayat 62 :

 Artinya :
"Mereka bersumpah kepada kamu dengan (nama) Allah untuk mencari keridhaanmu, padahal Allah dan Rasul-Nya itulah yang lebih patut mereka cari keridhaannya jika mereka adalah orang-orang yang mu'min".

Maksud dari surat al-quran At-Taubah ayat 62 adalah :
"Dia (Muhammad) itu membenarkan (mempercayai) kepada Allah dan membenarkan kepada para orang yang beriman."

Iman itu ditujukan kepada Allah , kitab kitab dan Rasul. Iman itu ada dua Iman Hak dan Iman Batil.
Definisi Iman berdasarkan hadist merupakan tambatan hati yang diucapkan dan dilakukan merupakan satu kesatuan. Iman memiliki prinsip dasar segala isi hati, ucapan dan perbuatan sama dalam satu keyakinan, maka orang - orang beriman adalah mereka yang di dalam hatinya, disetiap ucapannya dan segala tindakanya sama, maka orang beriman dapat juga disebut dengan orang yang jujur atau orang yang memiliki prinsip. atau juga pandangan dan sikap hidup.
Para imam dan ulama telah mendefinisikan istilah iman ini, antara lain, seperti diucapkan oleh Imam Ali bin Abi Talib:
"Iman itu ucapan dengan lidah dan kepercayaan yang benar dengan hati dan perbuatan dengan anggota."
Aisyah r.a. berkata:
"Iman kepada Allah itu mengakui dengan lisan dan membenarkan dengan hati dan mengerjakan dengan anggota."
Imam al-Ghazali menguraikan makna iman:
"Pengakuan dengan lidah (lisan) membenarkan pengakuan itu dengan hati dan mengamalkannya dengan rukun-rukun (anggota-anggota)."


2. TAQWA
Taqwa yaitu : memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Tidak cukup diartikan dengan takut saja. Adapun arti lain dari taqwa adalah:
- Melaksanakan segala perintah Allah
- Menjauhkan diri dari segala yang dilarang Allah (haram)
- Ridho (menerima dan ikhlas) dengan hukum-hukum dan ketentuan Allah.
 

Taqwa berasal dari kata waqa-yaqi-wiqayah yang artinya "memelihara". Memelihara diri dalam menjalani hidup sesuai tuntunan/petunjuk allah. Adapun dari asal bahasa arab quraish taqwa lebih dekat dengan kata "waqa Waqa" bermakna melindungi sesuatu, memelihara dan melindunginya dari berbagai hal yang membahayakan dan merugikan. Itulah maka, ketika seekor kuda melakukan langkahnya dengan sangat hati-hati, baik karena tidak adanya tapal kuda, atau karena adanya luka-luka atau adanya rasa sakit atau tanahnya yang sangat kasar, orang-orang Arab biasa mengatakan Waqal Farso Minul Hafa (Taj).

Dari kata waqa ini taqwa bisa di artikan berusaha memelihara dari ketentuan allah dan melindungi diri dari dosa/larangan allah. bisa juga diartikan berhati hati dalam menjalani hidup sesuai petunjuk allah.
Kedudukan Taqwa : Wasiat seluruh Nabi :
"Dan sesungguhnya kami telah memerintahkan orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan kamu juga, untuk bertaqwa kepada Allah" (4 : 131)

"Dan ingatlah ketika Tuhanmu menyeru Musa, "Datangilah kaum yang Zalim itu", Yaitu  kaum Fir'aun, mengapa mereka tidak bertaqwa ? " (26 : 10-11)

"Kaum Aad telah mendustakan para Rasul, ketika saudara mereka, Hud berkata, "Mengapa kamu tidak bertaqwa?"." (26 : 123-124 )

"Kaum Tsamud telah mendustakan para Rasul, ketika saudara mereka, Saleh berkata, " Mangapa kamu tidak bertaqwa ?"." (26 :141-142)

"Kaum Luth telah mendustakan para Rasul, ketika saudara mereka, Luth berkata, " Mengapa kamu tidak bertaqwa?"." (26 : 160-161)

"Kaum Aikah telah mendustakan para Rasul, ketika saudara mereka, Syu'aib berkata, " Mangapa kamu tidak bertaqwa ?"." (26 :176-177)

"Wahai orang-orang yang beriman, sembahlah Tuhanmu yang menciptakan kamu dan orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa". (37 : 123-124 2 : 21)

"Taqwa sebaik-baik bekal" (49 : 73)

"Persiapkanlah bekal, sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa". (7 ; 26)

Taqwa : keselamatan "Demikianlah telah kami selamatkan orang yang beriman dan mereka itu selalu bertaqwa". (27 :53)

"Yang diterima dari amal : taqwanya Daging-daging dan darah-darah unta itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridaan) Allah, tetapi taqwamulah yang mencapainya Ciri-ciri TAQWA. Itulah kitab yang tiada keraguan di dalamnya." (2 : 2- 5)

"Petunjuk bagi orang yang bertaqwa, yaitu orang-orang beriman kepada yang ghaib, dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian rizkinya, dan orang-orang yang yang beriman kepada apa-apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad), dan kepada orang-orang sebelum kamu dan yaqin kepada hari akhir ". (2 :177)

"Bukanlah menghadapkan wajahmu ke barat dan ke timur itu suatu kebaikan. Melainkan kebaikan itu ialah barang siapa yang beriman kepada Allah , malaikat,   kitab, dan para Nabi, dan memberikan harta yang dicintai kepada kerbat dekat, anak-anak yatim, orang miskin, orang yang dalam perjalanan, dan memerdekakan budak, dan mendirikan shalat, menunaikan zakat , dan menepati janji apabila berjanji, dan sabar baik dalam kesulitan,  penderitaan dan peperangan, yang demikan itulah yang benar, dan yang demikian itu lah orang-orang yang bertaqwa". (3 : 133-135)

"Dan bersegeralah kepada ampunan Tuhanmu dan surga seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa, Yaitu orang-orang  menginfaqkan rizkinya baik dalam kemudahan maupun kesusahan, yang menahan marahnya, dan memaafkan kepada manusia. Dan Allah menyukai orang yang berbuat baik Dan orang-orang yang apabila berbuat kekejian atau zalim kepada diri sendiri, maka ia segera ingat kepada Allah, dan beristighfar kepada Allah atas dosa-dosanya. Dan siapakah yang lebih mengampuni dosa selain Allah ? Kemudian dia tidak meneruskan perbuatannya, meskipun dia mengetahuinya". (3 : 15-17)

Untuk orang-orang yang bertaqwa pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya dan ada istri yang suci serta keridaan Allah. dan Allah Maha Melihat hamba-hambanya. Yaitu orang yang berdoa, " ya Tuhan kami, sesunguhnya kami telah beriman, maka ampunilah kami dan peliharalah kami dari siksaan neraka" Dan orang orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) dan memohon ampun di waktu sahur 21 :48- 49

Dan sesungguhnya telah kami berikan kepada Musa dan Harun Kitab Taurat dan penerangan serta pengajaran bagi orang yang bertaqwa, Yaitu orang yang takut akan azab Tuhan mereka sedang mereka tidak melihatnya dan mereka takut akan tibanya hari kiamat 51:15-19

sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa berada dalam taman-taman dan di mata air-mata air, sambil mengambil apa yang diberikan oleh Tuhan kepada mereka. Sesungguhnya mereka itu orang-orang yang berbuat baik. Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. Dan mereka di akhir-akhir malam mohon ampun kepada Allah Anugerah bagi Orang Taqwa 8 : 29

Hai  orang-orang yang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah, niscaya Allah akan memberi kamu furqon (petunjuk membedakan baik dan buruk), dan menghapus kesalahan-kesalahan kamu dan menghapus dosa-dosamu 65 : 2-3

Barang siapa bertaqwa kepada Allah, nisaya Allah memberikan  kepada mereka jalan keluar (atas segala persoalan), dan diberi rizki dari tempat yang tidak terduga 65 :4

Barang siapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Allah akan menjadikan baginya kemudahan dalam segala urusan 65 :5

Barang siapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Allah akan menutupi kesalahan-kesalahannya dan melipat gandakan pahala baginya 7 ; 96

Jika seandainya penduduk suatu negeri Iman dan taqwa, pastilah Kami akan melipatgandakan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, Keagungan Taqwa “Barangsiapa yg bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya. Dan memberinya rezeki dari arah yg tiada disangka-sangkanya.”.

Para ulama telah menjelaskan apa yang dimaksud dengan takwa. Imam ar-Raghib al-Ashfahani mendefinisikan “Takwa yaitu : menjaga jiwa dari perbuatan yg membuatnya berdosa dan itu dengan meninggalkan apa yg dilarang menjadi sempurna dengan meninggalkan sebagian yg dihalalkan.” Imam an-Nawawi mendefinisikan takwa dgn “menaati perintah dan larangan-Nya.” Maksudnya menjaga diri dari kemurkaan dan azab Allah. Hal itu sebagaimana didefinisikan oleh Imam al-Jurjani “Taqwa yaitu menjaga diri dari pekerjaan yg mengakibatkan siksa baik dgn melakukan perbuatan atau meninggalkannya.” Karena itu siapa yg tidak menjaga dirinya dari perbuatan dosa berarti dia bukanlah orang bertakwa. Maka orang yg melihat dgn kedua matanya apa yg diharamkan Allah atau mendengarkan dgn kedua telinganya apa yg dimurkai Allah atau mengambil dgn kedua tangannya apa yg tidak diridhai Allah atau berjalan ke tempat yg dikutuk oleh Allah berarti tidak menjaga dirinya dari dosa. Jadi orang yg membangkang perintah Allah serta melakukan apa yg dilarang-Nya dia bukanlah termasuk orang-orang yg bertakwa. Orang yg menceburkan diri ke dalam maksiat sehingga ia pantas mendapat murka dan siksa dari Allah maka ia telah mengeluarkan dirinya dari barisan orang-orang yg bertakwa. Al-Hafizh Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan “Maknanya barangsiapa yg bertaqwa kepada Allah dgn melakukan apa yg diperintahkan-Nya dan meninggalkan apa yg dilarang-Nya niscaya Allah akan memberinya jalan keluar serta rezeki dari arah yg tidak disangka-sangka yakni dari arah yg tidak pernah terlintas dalam benaknya.” Alangkah agung dan besar buah taqwa itu! Abdullah bin Mas’ud berkata “Sesungguhnya ayat terbesar dalam hal pemberian janji jalan keluar adalah “Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan jalan keluar baginya.” “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi tetapi mereka mendustakan itu maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatan mereka sendiri.” . Dalam ayat yg mulia ini Allah menjelaskan seandainya penduduk negeri-negeri merealisasikan dua hal yakni iman dan takwa niscaya Allah akan melapangkan kebaikan utk mereka dan memudahkan mereka mendapatkannya dari segala arah. “Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan Taurat Injil dan yg diturunkan kepada mereka dari Tuhannya niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas mereka dan dari bawah kaki mereka. Di antara mereka ada golongan pertengahan. Dan alangkah buruknya apa yg dikerjakan oleh kebanyakan mereka.” Allah mengabarkan tentang ahli kitab ‘Bahwa seandainya mereka mengamalkan apa yg ada di dalam Taurat Injil pada dan Alquran demikian seperti dikatakan oleh Abdullah bin Abbas dalam menafsirkan ayat tersebut niscaya Allah memperbanyak rezeki yg diturunkan kepada mereka dari langit dan yg tumbuh utk mereka dari bumi. Syekh Yahya bin Umar al-Andalusi berkata “Allah menghendaki wallahu a’lam bahwa seandainya mereka mengamalkan apa yg diturunkan di dalam Taurat Injil dan Alquran niscaya mereka memakan dari atas dan dari bawah kaki mereka. Maknanya wallahu’alam niscaya mereka diberi kelapangan dan kesempurnaan ni’mat dunia” Dalam menafsirkan ayat ini Imam al-Qurthubi mengatakan “Dan sejenis dgn ayat ini adl firman Allah “Barangsiapa bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rizki dari arah yg tidak disangka-sangkanya.” . “Dan bahwasanya jika mereka tetap berjalan di atas jalan itu benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yg segar .” . “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berbagai keberkahan dari langit dan bumi.” . Sebagaimana disebutkan dalam ayat-ayat di atas Allah menjadikan ketakwaan di antara sebab-sebab rezeki dan menjanjikan utk menambahnya bagi orang yg bersyukur. Allah berfirman “Jika kalian bersyukur niscaya Aku tambahkan ni’mat-Ku atasmu.” . Oleh krn itu tiap orang yg menginginkan keluasan rezeki dan kemakmuran hidup hendaknya ia menjaga dirinya dari segala dosa. Hendaknya ia menaati perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Juga hendaknya ia menjaga diri dari yg menyebabkan berhak mendapat siksa seperti melakukan kemungkaran atau meninggalkan kebaikan. Sumber Diadaptasi dari Kunci-Kunci Rizki Menurut Al-Qur’an & As-Sunnah Dr.Fadhl Ilahi Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia
Taqwa : Mutiara Penuh Pesona Surat Ali’Imran Ayat 133: Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu (Allah SWT) dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang taqwa (muttaqin).
Allah SWT menguraikan tanda-tanda orang yang taqwa, dalam Surat Ali’Imran Ayat 134:
(yaitu) Orang-orang yang berinfaq (karena Allah SWT), baik diwaktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mereka yang pemaaf terhadap (kesalahan) manusia. Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebajikan.
Marilah terlebih dahulu kita coba memahami apakah itu Taqwa. Taqwa memiliki tiga tingkatan.
Pertama : Ketika seseorang melepaskan diri dari kekafiran dan mengada-adakan sekutu-sekutu bagi Allah, dia disebut orang yang taqwa. Didalam pengertian ini semua orang beriman tergolong taqwa meskipun mereka masih terlibat beberapa dosa.
Kedua : Jika seseorang menjauhi segala hal yang tidak disukai Allah SWT dan RasulNya (SAW), ia memiliki tingkat taqwa yang lebih tinggi.
Ketiga : orang yang setiap saat selalu berupaya menggapai cinta Allah SWT, ia memiliki tingkat taqwa yang lebih tinggi lagi.
Allah SWT menjelaskan dalam Surat Ali’Imran Ayat 102: Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa kepada-Nya, dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim (beragama Islam)
Allah SWT telah menjabarkan berbagai ciri-ciri orang yang benar-benar taqwa. Mereka menafkahkan rizkinya di jalan Allah SWT dalam keadaan lapang maupun sempit. Menafkahkan rizki di jalan Allah SWT adalah jalan-hidup mereka. Allah SWT (atas kehendakNya) menjauhkan mereka dari kesulitan (bala’) kehidupan lantaran kebajikan yang mereka perbuat ini.
Lebih dari itu, seseorang yang suka menolong orang lain tidak akan mengambil atau memakan harta orang lain, malahan ia lebih suka berbuat kebaikan bagi sesamanya. ‘Aisyah RA sekali waktu pernah menginfaqkan sebutir anggur karena pada waktu itu ia tidak memiliki apa-apa lagi. Beberapa muhsinin (orang yang selalu berbuat baik) menginfaqkan sebutir bawang. Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Selamatkanlah dirimu dari api nereka dengan berinfaq, meskipun hanya dengan sebutir kurma. (Bukhari & Muslim)
Didalam “Tafsir Kabir” Imam Razi diceritakan bahwa suatu kali Nabi Muhammad SAW mengajak umatnya untuk berinfaq. Beberapa dari mereka memberikan emas dan perak. Seseorang datang hanya menyerahkan kulit kurma, “Saya tak memiliki selain ini.” Seorang lain lagi mengatakan kepada Nabi Muhammad SAW, “Saya tak punya apapun untuk diinfaqkan. Saya infaqkan harga-diri saya. Jika ada seseorang menganiaya atau mencaci-maki saya, saya tidak akan marah.” Demikianlah, kita dapat mengambil pelajaran bahkan orang miskin pun terbiasa memberikan apapun yang dia miliki untuk menolong orang lain di masa hidup Rasulullah SAW.
Ayat diatas tidak menjelaskan apa yang harus diinfaqkan. Berinfaq tidak hanya berarti sebagian dari hartanya tetapi juga waktu dan keahlian. Ada kebijaksanaan yang besar dalam penjabaran mengenai mukmin yang shaleh yang berinfaq dikala lapang maupun sempit. Kebanyakan orang melupakan Allah SWT ketika berada dalam keadaan sangat lapang. Mereka juga lupa kepada Allah SWT dikala sempit karena terlalu larut dalam kesedihan menanggung kesempitannya.
Awal surat Al Baqarah memberikan petunjuk bagi kita tentang ciri-ciri orang yang bertaqwa. Salah satu diantaranya adalah  mereka yang menafkahkan Rizqi yang dianugrahkan kepadanya di jalan Alloh. "Alif Laam Miim.Kitab (Al Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka," (QS Al Baqarah 2:1-3)
Sedangkan ganjaran pahala bagi orang yang menafkahkan hartanya di jalan Alloh akan dilipat gandakan sebagaimana disebutkan pada ayat berikut. "Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui." (QS Al Baqarah 2:261)
Lalu bagaimana cara menafkah harta sesuai tuntunan Alloh dan Rasul-Nya ? Secara global Al Qur'an menerangkan sebagai berikut. "Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: "Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan." Dan apa saja kebaikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya." (QS Al Baqarah 2:215)
Secara lebih detil Rasululloh SAW Sang Uswatun Hasanah memberikan petunjuk sebagai berikut. Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw. menceritakan seorang petani yang  diberkahi usaha dan hartanya, dan beliau bersabda; “……., maka sesungguhnya aku  memperhitungkan hasil yang didapat dari kebun ini, lalu aku (1) bersedekah dengan 1/3  (sepertiganya), dan aku (2) makan beserta keluargaku (biaya konsumsi) 1/3 (sepertiganya) lagi,  kemudian aku (3) kembalikan (untuk menanam lagi) 1/3 (sepertiganya).”  hadis No. 2984 Kitab Sahih Imam Muslim; Zuhud & Kelembutan Hati, Bab Sedekah terhadap orang-orang miskin, yang dimasukkan sebagai hadis ke 19 dalam kitab Riyadus Shalihin Bab 60 tentang Kedermawanan oleh Imam Nawawi.
Nabi Rasulullah sholallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Bersedekahlah kamu! Seorang laki-laki bertanya : Saya punya satu dinar. Nabi bersabda: Sedeqahkanlah itu untuk dirimu sendiri. Laki-laki itu berkata: Saya punya satu dinar lagi, Nabi bersabda: Sedeqahkanlah untuk istrimu. Padaku masih ada satu dinar lagi: Nabi bersabda: Sedeqahkanlah untuk anak-anakmu. Padaku masih ada satu dinar lagi: Nabi bersabda: Sedeqahkanlah untuk pembantumu. Padaku masih ada satu dinar lagi, Nabi bersabda: Kamu mengetahui dengannya ” [HR Abu Dawud, Nasa'i dan Imam Hakim menshahihkannya. Lihat: Fiqhus Sunnah Sayyid Sabiq bab Shadaqah Tathawu']
Dari keterangan-keterangan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam menafkahkan rizqi berupa harta kita hendaknya mengikuti proporsi yang telah disampaikan oleh Rasululloh yaitu. - 1/3 bagian untuk modal kerja. - 1/3 bagian untuk nafkah konsumsi pribadi/keluarga. Pos ini termasuk didalamnya ada komponen orang tua, kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan. - 1/3 bagian untuk sedeqah. Pos ini secara lebih detil bisa dibagi lagi menjadi.   - 1/5 untuk diri sendiri   - 1/5 untuk istri   - 1/5 untuk anak-anak   - 1/5 untuk orang-orang yang membantu kita   - 1/5 untuk lain-lain
Petunjuk proporsi cara menafkahkan rizqi tersebut, kalau kita lihat ternyata tidak hanya berlaku bagi rizqi berupa harta saja, namun bisa rizqi berupa apa saja, misal umur, waktu, ilmu, kasih sayang dan sebagainya. Sebagai ilustrasi saja, bisa benar bisa salah, wa Allohu 'alam.. Rizqi Umur. Umur Rasululloh adalah 63 tahun, kalau kita lihat berdasarkan proporsi di atas, terlihat periode 1/3 bagian (1-20 tahun) bisa dikatakan sebagai perode pengumpulan modal, 1/3 bagian (20-40) bisa dikatakan sebagai periode konsumsi keluarga, 1/3 bagian (40-63) sebagai periode sedeqah. Bagaimanakah dengan umur kita? Rizqi Waktu. Waktu kita dalam sehari 24 jam, kalau dibagi berdasarkan proporsi di atas, 1/3 bagian (8 jam) untuk modal kerja, 8 jam untuk konsumsi keluarga, dan 8 jam untuk sedeqah untuk pemberdayaan. Rizqi Ilmu, Di dalamnya ada 1/3 bagian ilmu untuk modal menambah ilmu lagi, 1/3 bagian ilmu untuk dimanfaatkan bagi kebaikan diri, 1/3 bagian ilmu untuk disedeqahkan dengan dakwah Rizqi kasih sayang, 1/3 bagian untuk meningkatkan kasih sayang Alloh kepada kita, 1/3 bagian untuk dinikmati dan disyukuri, 1/3 bagian untuk disedeqahkan dengan silaturahim.
Bahkan dalam bisnis, misal perdagangan juga mengikuti proporsi ini, dalam komponen harga suatu barang akan meliputi 1/3 bagian adalah ongkos produksi (modal), 1/3 bagian adalah keuntungan produsen (konsumsi), 1/3 bagian adalah keuntungan distributor (sedeqah).
Subhanalloh, sungguh Alloh benar-benar telah memberikan tuntunan yang demikian sempurna bagi kita untuk dapat mengemban amanah khalifah fil ard. Dapat disimpulkan bahwa dalam setiap rizqi yang kita terima dari Alloh, pasti ada dimensi hak-hak orang lain di dalamnya. Mudah-mudahan kita dapat mengemban seluruh amanah Rizqi dalam bentuk apapun yang dititipkan kepada kita ini dengan baik, sehingga tidak ada satupun hak-hak orang lain yang tidak terpenuhi karena kelalaian kita. Karena bagaimanapun itu akan menjadi hutang kita, yang pasti akan ditagih di akhirat kelak.
Dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Apakah kalian tahu siapa orang yang mengalami kebangkrutan (muflis) itu?” Para sahabat yang ditanya menjawab, “Orang yang bangkrut itu adalah yang tidak memiliki uang dan kekayaan”. Rasulullah menanggapi, “Seorang yang muflis dari umatku ialah yang mempunyai simpanan pahala shalat, puasa, dan zakat namun ia telah menghina seseorang, memberi tuduhan kepada orang lain, mengambil harta bukan miliknya pernah membunuh, dan memukul si ini dan itu. Ia akan disidangkan di hadapan peradilan Allah, dan diberi hukuman sepadan dengan kesalahannya, yang mengurangi kebiujakan-kebijakannya. Apabila kebajikan-kebajikannya dikurangi sampai habis sebelum dapat menutup dan melunasi kesalahan-kesalahan yang ia lakukan, kesalahan-kesalahan orang lain ditimpakan kepadanya, sehingga ia dimasukan ke neraka”. Tirmidzi berkata, “Hadits ini termasuk hasan sahih”.
Dari beliau juga diriwayatkan bahwa Rasulullah telah bersabda, “Allah memberikan rahmat-Nya kepada seseorang, yang dulu dianiaya kehormatannya dan hartanya diambil secara tidak sah oleh orang lain. Orang yang menganiaya dirinya datang kepadanya untuk minta maaf sebelum diambil --yakni bukan uang atau kekayaan, melainkan pahala kebajikan-kebajikannya darinya kepada si teraniaya. Jika kebaikan-kebaikan yang ada padanya telah habis, dosa-dosa si teraniaya itu ditimpakan kepadanya”. Tirmidzi berkata, “Riwayat ini termasuk hadits hasan sahih”.
Dari Abu Hurairah juga, bahwa Rasulullah SAW memperingatkan, “Pada hari kiamat, hak-hak seseorang pasti akan ditunaikan, sampai-sampai peradilan domba yang tidak bertanduk yang mendapat yang mendapat kesusahan dari domba yang bertanduk. Tirmidzi berkata, “Ini adalah hadits-hadits Hasan Sahih. (Lihat: Jami’al-Tirmidzi, juz vii, halaman 98 hadits no: 1049 (Tuhfat al-Ahwa))
Inilah yang menyebabkan para sahabat ketakutan dan menangis waktu ditunjuk menjadi pemimpin/amir, karena terbayang betapa besarnya tanggung jawabnya, terbayang betapa banyaknya orang-orang yang berhak atas dirinya. Seandainya dia tidak bisa menunaikan hak-hak orang-orang tersebut, betapa besar hutang yang akan dipertanggungjawabkan di hadapan Alloh kelak.

Allah SWT menyatakan bahwa tanda ketaqwaan mukmin yang ke-dua ialah mereka dapat mengendalikan amarah. Tanda ke-tiga, selain mengendalikan amarah mereka juga memaafkan kesalahan orang lain dengan sepenuh hati. Terakhir (ke-empat), yang tidak kalah pentingnya, mereka bersikap baik terhadap sesama manusia.
Memaafkan orang lain akan mendapatkan pahala yang besar di Hari Pembalasan. Nabi Muhammad SAW bersabda, “Allah SWT akan memberikan pengumuman di Hari Pembalasan, barang siapa yang memiliki hak atas Allah SWT agar berdiri sekarang. Pada saat itu berdirilah orang-orang yang memaafkan orang-orang kejam yang menganiaya mereka.
Nabi Muhammad SAW juga bersabda, “Barang siapa berharap mendapatkan istana yang megah di surga dan berada di tingkatan yang tinggi dari surga, hendaknya mereka mengerjakan hal berikut ini: 1.Memaafkan orang-orang yang berbuat aniaya kepada mereka. 2.Memberi hadiah kepada orang yang tidak pernah memberi hadiah kepada mereka. 3.Jangan menghindari pertemuan dengan orang-orang yang dengan sengaja memutuskan hubungan dengan mereka.
Dalam kesempatan ini kita saling mengingatkan agar sesama Muslim hendaknya saling memberi hadiah sesering mungkin sesuka mereka. Hal ini hendaklah menjadi kebiasaan, dan janganlah membatasi di hari-hari spesial sebagaimana yang dilakukan orang-orang yang tidak beriman pada perayaan tertentu atau moment tertentu.
Allah SWT memberi petunjuk dengan sangat indah bagaimana hendaknya kita berperilaku terhadap musuh-musuh kita yang paling jahat dalam Surat Fushshilat : 34
Tidaklah sama perbuatan baik dengan perbuatan jahat. Jika kamu membalas perbuatan jahat dengan kebaikan, maka musuh-musuhmu yang paling keras akan menjadi teman karib dan sejawatmu.
Teladan mulia yang dapat kita ambil dari ulama besar, dimana ada seseorang berbuat kasar dan mencaci-maki Imam Abu Hanifah. Beliau tidak membalas dengan sepatah-katapun padanya. Ia pulang ke rumah dan mengumpulkan beberapa hadiah, lalu pergi mengunjungi orang tersebut. Beliau memberikan hadiah-hadiah itu kepadanya dan berterimakasih atas perlakuan orang itu kepadanya seraya berkata: “Kamu telah berbuat untukku hal yang sangat aku sukai, yaitu memindahkan catatan perbuatan baikmu menjadi catatan perbuatan baikku dengan cara berlaku kasar seperti tadi kepadaku.”
Lebih lanjut Allah SWT berfirman didalam Surat Ali’Imran Ayat 135 dan 136, menambahkan tanda-tanda ketaqwaan orang-orang beriman.
Ketika mereka (orang-orang beriman) itu terlanjur berbuat maksiat, jahat dan aniaya, mereka ingat kepada Allah dan memohon ampun atas dosa-dosa mereka, dan tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Allah. Dan mereka tidak tetap berbuat aniaya ketika mereka mengetahui. Untuk mereka balasannya adalah ampunan dari Tuhan mereka, dan surga yang mengalir sungai-sungai, sedangkan mereka kekal didalamnya. Itulah sebaik-baik pahala atas amal-perbuatan mereka.
Perhatikanlah bahwa dalam ayat ini ampunan Allah SWT mendahului balasan masuk surga. Maka, dari ayat ini jelaslah bahwa untuk masuk surga haruslah melalui ampunan dan rahmat atau kasih-sayang Allah SWT dan bukan tergantung pada amal-perbuatan kita saja.
Perlu juga kita garis-bawahi, Allah SWT berfirman bahwa bobot surga itu jauh lebih berharga dari gabungan bumi dan seluruh langit. Hal ini bisa memberikan pengertian lain dari ayat ini. Jika lebar surga sama dengan lebar langit dan bumi, bagaimanakah dengan panjangnya, sedangkan ukuran panjang selalu lebih besar daripada lebar. Singkat kata, ayat ini memberikan pernyataan bahwa surga itu telah dipersiapkan bagi orang-orang beriman yang telah mencapai tingkat taqwa.
Menurut beberapa ulama muslim yang termasyhur, surga itu berada di atas langit ke-tujuh dan jiwa para syuhada telah menikmati surga sebagai hasil dari perjuangan mereka.

12 Barisan Dihari Pada Saat Terompet Sangkala Ditiup

Pada suatu ketika Muaz Bin Jabal.ra menghadap Nabi Muhammad Rasululloh SAW dan bertanya :
"Wahai Rasululloh SAW, tolong uraikan kepadaku mengenai firman ALLOH SWT "Pada saat terompet sangkala ditiup, maka kamu sekalian akan datang berbaris-baris" (Surat An-Naba:18)"

Mendengar pertanyaan itu, Beliau menangis dan basah pakaiannya karna tangisannya, lalu beliau menjawab :
"Wahai Muaz, engkau telah beranya kepada saya hal yang amat besar, bahwa umatku akan digiring dan dikumpulkan berbaris-baris menjadi 12 (dua belas) barisan. Masing-masing berbaris dan membawa dengan bawaan mereka sendiri.

Muaz pun bertanya:
"Apakah 12 (dua belas) barisan tersebut ya Rasululloh SAW..??"

1. Barisan Pertama
Mereka akan digiring dari kubur dengan tidak bertangan dan berkaki.
Kondisi mereka ini dijelaskan melalui satu seruan dari sisi ALLAH yang maha pengasih.
"Mereka itu adalah golongan orang-orang yang sewaktu nasa hidupnya menyakiti hati tetangganya".
Maka demikian lah balasannya dan tempat mereka kembali adalah di Neraka.

2. Barisan Dua
Mereka akan digiring dari kubur dengan kondisi berbentuk Babi hutan.
Kondisi mereka ini dijelaskan melalui satu seruan dari sisi ALLAH yang maha pengasih.
"Mereka itu adalah golongan oranng-orang yang sewaktu masa hidupnya meringan-ringankan sholat".
Maka demikian lah balasannya dan tempat mereka kembali adalah di Neraka.

3. Barisan Tiga
Mereka akan digiring dari kubur dengan kondisi berbentuk Keleda, sedangkan perut mereka penuh dengan binatang ular dan kalajengking.
Kondisi mereka ini dijelaskan melalui satu seruan dari sisi ALLAH yang maha pengasih.
"Mereka itu adalah golongan oranng-orang yang sewaktu masa hidupnya enggan membayar ZAKAT".
Maka demikian lah balasannya dan tempat mereka kembali adalah di Neraka.

4. Barisa Empat
Mereka akan digiring dari kubur dengan kondisi Darah yang keluar dari Mulutnya seperti mengalirnya air mancur.
Kondisi mereka ini dijelaskan melalui satu seruan dari sisi ALLAH yang maha pengasih.
"Mereka itu adalah golongan oranng-orang yang sewaktu masa hidupnya Berdusata dalam transaksi Jual-Beli".
Maka demikian lah balasannya dan tempat mereka kembali adalah di Neraka.

5. Barisan Lima
Mereka akan digiring dari kubur dengan kondisi Bau busuk seperti bau Bangkai. Ketika itu ALLAH SWT menurunkan angin yang kencang, sehingga bau busuk tersebut mengganggu ketentraman dipadang Mahsyar.
Kondisi mereka ini dijelaskan melalui satu seruan dari sisi ALLAH yang maha pengasih.
"Mereka itu adalah golongan oranng-orang yang sewaktu masa hidupnya menyembunyikan perlakuan durhaka takut diketahui oleh manusia, akan tetapi tidak takut kepada ALLAH SWT".
Maka demikian lah balasannya dan tempat mereka kembali adalah di Neraka.

6. Barisan Enam
Mereka akan digiring dari kubur dengan kondisi Kepala terputus dari tubuhnya.
Kondisi mereka ini dijelaskan melalui satu seruan dari sisi ALLAH yang maha pengasih.
"Mereka itu adalah golongan oranng-orang yang sewaktu masa hidupnya menjadi saksi palsu".
Maka demikian lah balasannya dan tempat mereka kembali adalah di Neraka.

7. Barisan Tujuh
Mereka akan digiring dari kubur dengan kondisi tanpa memiliki lidah, tetapi dari mulut  mereka mengalir keluar Nanah dan Darah.
Kondisi mereka ini dijelaskan melalui satu seruan dari sisi ALLAH yang maha pengasih.
"Mereka itu adalah golongan oranng-orang yang sewaktu masa hidupnya enggan memberikan kesaksian atas kebenaran".
Maka demikian lah balasannya dan tempat mereka kembali adalah di Neraka.

8. Barisan Delapan
Mereka akan digiring dari kubur dengan kondisi tubuh terbalik (Kaki diatas dan Kepala dibawah).
Kondisi mereka ini dijelaskan melalui satu seruan dari sisi ALLAH yang maha pengasih.
"Mereka itu adalah golongan oranng-orang yang sewaktu masa hidupnya berbuat zina".
Maka demikian lah balasannya dan tempat mereka kembali adalah di Neraka.

9. Barisan Sembilan
Mereka akan digiring dari kubur dengan kondisi Berwajah hitam dan bermata biru, sementara dalam diri mereka penuh dengan api yang bergemuruh.
Kondisi mereka ini dijelaskan melalui satu seruan dari sisi ALLAH yang maha pengasih.
"Mereka itu adalah golongan oranng-orang yang sewaktu masa hidupnya Memakan harta anak yatim, Piatu amupun Yatim Piatu dengan cara yang tidak benar".
Maka demikian lah balasannya dan tempat mereka kembali adalah di Neraka.

10. Barisan Sepuluh
Mereka akan digiring dari kubur dengan kondisi Tubuh yang penuh dengan penyakit Sopak dan Kusta.
Kondisi mereka ini dijelaskan melalui satu seruan dari sisi ALLAH yang maha pengasih.
"Mereka itu adalah golongan oranng-orang yang sewaktu masa hidupnya Durhaka kepada kedua orang tuanya".
Maka demikian lah balasannya dan tempat mereka kembali adalah di Neraka.

11. Barisan Sebelas
Mereka akan digiring dari kubur dengan kondisi Buta, Gigi memanjang seperti tanduk sapi jantan, Bibir melebar sampai kedada, Lidah terjulur memanjang sampai perut dan keluar beraneka macam kotoran.
Kondisi mereka ini dijelaskan melalui satu seruan dari sisi ALLAH yang maha pengasih.
"Mereka itu adalah golongan oranng-orang yang sewaktu masa hidupnya meminum arak".
Maka demikian lah balasannya dan tempat mereka kembali adalah di Neraka.

12. Barisan Dua Belas
Mereka akan digiring dari kubur dengan kondisi wajah yang bersinar-sinar laksana bulan purnama. Berjalan melalui titian sirat seperti kilat.
Kondisi mereka ini dijelaskan melalui satu seruan dari sisi ALLAH yang maha pengasih.
"Mereka itu adalah golongan oranng-orang yang sewaktu masa hidupnya beramal sholeh dan banyak berbuat baik, tidak berbuat durhaka kepada orang tuanya, memelihara sholat lima waktu. Dan ketika meninggal dalam keadaan tobat dan khusnul khotimah".
Maka demikian lah balasannya mendapat ampunan ALLAH SWT kasih sayang dan keridhaan ALLAH SWT yang maha pengasih dan Tempat mereka adalah di Surga.



Semoga Saya serta keluatga kaum Muslimin Walmuslimat termasuk golongan dalam barisan yang ke 14 (empat belas). Aamiin ya ALLAH SWT.
Mari bertaubat dan menjadi orang yang Sholeh / Sholehah.....
SEMANGAT MUSLIM

Kaos

Keterangan :
  1. Ukuran : S=Tinggi : 61 - Lebar : 38, M=Tinggi : 65 - Lebar : 42, L=Tinggi : 70 - Lebar : 50, XL =Tinggi : 73 - Lebar : 53
  2. Format Pemesanan : #PESAN KAOS-001 # UKURAN # JUMLAH PESAN # ALAMAT LENGKAP#

KAOS-001
Tema : Nomor HP



2. KAOS-002

Tema : Komunitas Plat e Wong Brebes

Berita bohong (Haditsul Ifki)

[Disalin dari buku Sirah Nabawiyah karangan Dr. Muhammad Sa`id Ramadhan Al Buthy, alih bahasa (penerjemah): Aunur Rafiq Shaleh, terbitan Robbani Press]

Berita bohong (Haditsul Ifki)

Dalam perjalanan pulang kaum Muslimin dari perang Bani Mustahliq inilah tersiar berita bohong bertujuan merusak keluarga Nabi saw. Berikut ini kami kemukakan ringkasan dari riwayat yang tertera di dalam Ash-Shahihain.

Aisyah ra meriwayatkan bahwa dalam perjalanan ini ia ikut keluar bersama Rasulullah saw. Aisyah ra berkata: “Setelah selesai dari peperangan ini Rasulullah saw bergegas pulang dan memerintahkan orang-orang agar segera berangkat di malam hari. Di saat semua orang sedang berkemas-kemas hendak berangkat, aku keluar untuk membuang hajat, aku terus kembali hendak bergabung dengan rombongan. Pada saat itu kuraba-raba kalung leherku, ternyata sudah tak ada lagi. Aku lalu kembali lagi ke tempat aku membuang hajatku tadi untuk mencari-cari kalung hingga dapat kutemukan kembali.

Di saat aku sedang mencari-cari kalung, datanglah orang-orang yang bertugas melayani unta tungganganku. Mereka sudah siap segala-galanya. Mereka menduga aku berada di dalam haudaj (rumah kecil terpasang di atas punggung unta) sebagaimana dalam perjalanan, oleh sebab itu haudaj lalu mereka angkat kemudian diikatkan pada punggung unta. Mereka sama sekali tidak menduga bahwa aku tidak berada di dalam haudaj. Karena itu mereka segera memegang tali kekang unta lalu mulai berangkat …!

Ketika aku kembali ke tempat perkemahan, tidak aku jumpai seorang pun yang masih tinggal. Semuanya telah berangkat. Dengan berselimut jilbab aku berbaring di tempat itu. Aku berfikir, pada saat mereka mencari-cari aku tentu mereka akan kembali lagi ke tempatku. Demi Allah, di saat aku sedang berbaring, tiba-tiba Shafwan bin Mu‘atthal lewat. Agaknya ia bertugas di belakang pasukan. Dari kejauhan ia melihat bayang-bayangku. Ia mendekat lalu berdiri di depanku, ia sudah mengenal dan melihatku sebelum kaum wanita dikenakan wajib berhijab. Ketika melihatku ia berucap: “Inna lillahi wa inna ilaihi raji‘un! Istri Rasulullah?“ Aku pun terbangun oleh ucapan itu. Aku tetap menutup diriku dengan jilbabku .. Demi Allah, kami tidak mengucapkan satu kalimat pun dan aku tidak mendengar ucapan darinya kecuali ucapan Inna lillahi wa inna ilaihi raji‘un itu. Kemudian dia merendahkan untanya lalu aku menaikinya. Ia berangkat menuntun unta kendaraan yang aku naiki sampai kami datang di Nahri Adh-Dhahirah tempat pasukan turun istirahat. Di sinilah mulai tersiar fitnah tentang diriku. Fitnah ini berumber dari mulut Abdullah bin Ubay bin Salul.

Aisyah ra melanjutkan : Setibanya di Madinah kesehatanku terganggu selama sebulan. Saat itu rupanya orang-orang sudah banyak berdesas-desus berita bohong itu, sementara aku belum mendengar sesuatu mengenainya. Hanya saja aku tidak melihat kelembutan dari Rasulullah saw, yang biasa kurasakan ketika aku sakit. Beliau hanya masuk lalu mengucapkan salam dan bertanya: “Bagaimana keadaanmu?“ Setelah agak sehat aku keluar pada suatu malam bersama Ummu Mastha untuk membuang hajat. Waktu itu kami belum membuat kakus. Di saat kami pulang, tiba-tiba kaki Ummu Mastha terantuk sehingga kesakitan danter lontar ucapan dari mulutnya: “Celaka si Masthah!“ Ia kutegur: "Alangkah buruknya ucapanmu itu mengenai seorang dari kaum Muhajirin yang turut serta dalam perang Badr?“ Ummu Mastha bertanya :“Apakah anda tidak mendengar apa yang dikatakannya?“ Aisyah ra melanjutkan: Ia kemudian menceritakan kepadaku tentang berita bohong yang tersiar sehingga sakitku bertambah parah … Malam itu aku menangis hingga pagi hari, air mataku terus menetes dan aku tidak dapat tidur.

Kemudian Rasulullah saw mulai meminta pandangan para sahabatnya mengenai masalah ini. Di antara mereka ada yang berkata: “Wahai Rasulullah mereka (para istri Nabi) adalah keluargamu. Kami tidak mengetahui kecuali kebaikan.“ Dan ada pula yang mengatakan: “Engkau tak perlu bersedih, masih banyak wanita (lainnya). Tanyakan hal itu kepada pelayan perempuan (maksudnya Barirah). Ia pasti memberi keterangan yang benar kepada anda!“

Rasulullah saw lalu memanggil pelayan perempuan bernama Barirah, dan bertanya: “Apakah kamu melihat sesuatu yang mencurigakan dari Aisyah?“ Ia mengabarkan kepada Nabi saw, bahwa ia tidak mengetahui Aisyah kecuali sebagai orang yang baik-baik. Kemudian Nabi saw berdiri di atas mimbar dan bersabda:

"Wahai kaum Muslimin! Siapa yang akan membelaku dari seorang lelaki yang telah menyakiti keluargaku? Demi Allah, aku tidak mengetahui dari keluargaku kecuali yang baik. Sesungguhnya mereka telah menyebutkan seorang lelaki yang aku tidak mengenal lelaki itu kecuali sebagai orang yang baik.“

Sa‘ad bin Muadz lalu berdiri seraya berkata: “Aku yang akan membelamu dari orang itu wahai Rasulullah saw! Jika dia dari suku Aus, kami siap penggal lehernya. Jika dia dari saudara kami suku Khazraj maka perintahkanlah kami, kami pasti akan melakukannya.“ Maka timbullah keributan di masjid sampai Rasulullah saw meredakan mereka.

Aisyah ra melanjutkan: “Kemudian Rasulullah saw datang ke rumahku. Saat itu ayah-ibuku berada di rumah. Ayah-ibuku menyangka bahwa tangisku telah menghancurluluhkan hatiku. Sejak tersiar berita bohong itu Nabi saw tidak pernah duduk di sisiku. Selama sebulan beliau tidak mendapatkan wahyu tentang diriku. Aisyah ra berkata: “Ketika duduk Nabi saw membaca puji syukur ke Hadirat Allah swt lalu bersabda: “Hai Aisyah, aku telah mendengar mengenai apa yang dibicarakan orang tentang dirimu. Jika engkau tidak bersalah maka Allah swt, pasti akan membebaskan dirimu. Jika engkau telah melakukan dosa maka mintalah ampunan kepada Allah swt dan taubatlah kepada-Nya.“ Seusai Rasulullah saw mengucapkan ucapan itu, tanpa kurasakan air mataku tambah bercucuran. Kemudian aku katakan kepada ayahku: “Berilah jawaban kepada Rasulullah saw mengenai diriku“ Ayahku menjawab: “Demi Allah, aku tidak tahu bagaimana harus menjawab.“ Aku katakan pula kepada ibuku: “Berilah jawaban mengenai diriku.“ Dia pun menjawab: “Demi Allah aku tidak tahu bagaimana harus menjawab:“ Lalu aku berkata: “Demi Allah, sesungguhnya kalian telah mendengar hal itu sehingga kalian telah membenarkannya. Jika aku katakan kepada kalian bahwa aku tidak bersalah Allah Maha Mengetahui bahwa aku tidak bersalah kalian pasti tidak akan membenarkannya. Jika aku mengakuinya Allah Maha Mengetahui bahwa aku tidak bersalah, pasti kalian akan membenarkan aku. Demi Allah aku tidak menemukan perumpamaan untuk diriku dan kalian kecuali sebagaimana yang dikatkaan oleh bapak Nabi Yusuf as :
"Sebaiknya aku bersabar. Kepada Allah swt sajalah aku mohon pertolongan atas apa yang kalian lukiskan,“ QS Yusuf : 18

Aisyah ra berkata : Kemudian aku pindah dan berbaring di tempat tidurku.

Selanjutnya Aisyah berkata: Demi Allah, Rasulullah saw belum bergerak dari tempat duduknya, juga belum ada seorang pun dari penghuni rumah yang keluar sehingga Allah menurunkan wahyu kepada Nabi-Nya. Beliau tampak lemah lunglai seperti biasanya tiap hendak menerima wahyu Ilahi, keringatnya bercucuran karena beratnya wahyu yang diturunkan kepadanya. Aisyah berkata: Kemudian keringat mulai berkurang dari badan Rasulullah saw lalu beliau tampak tersenyum. Ucapan yan pertama kali terdengar ialah: "Bergembiralah wahai Aisyah, sesungguhnya Allah telah membebaskan kamu.“ Kemudian ibuku berkata: "Berdirilah (berterimahkasihlah) kepadanya.“ Aku jawab :

"Tidak! Demi Allah, aku tidak akan berdiri (berterima kasih) kepadanya (Nabi saw) dan aku tidak akan memuji kecuali Allah. Karena Dialah yang telah menurunkan pembebasanku.“

Aisyah ra berkata: Kemudian Allah menurunkan firman-Nya :
"Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu, bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar…. Sampai dengan ayat 21 … „ QS an-Nur : 11-21

Aisyah melanjutkan: Sebelum peristiwa ini ayahku membiayai Mastha karena kekerabatan dan kemiskinannya. Tetapi setelah peristiwa ini ayahku berkata: Demi Allah, saya tidak akan membiayainya lagi karena ucapan yang diucapkan kepada Aisyah. Kemudian Allah menurunkan firman-Nya :

"Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya). Orang –orang miskin dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.“ QS An-Nur : 22

Lalu Abu Bakar berkata : Demi Allah, sungguh aku ingin mendapatkan ampun Allah. Kemudian ia kembali membiayai Masthah.

Kemudian Nabi saw keluar dan menyampaikan khutbah kepada orang-orang dan membacakan ayat-ayat al-Quran yang telah diturunkan mengenai masalah ini. Selanjutnya Nabi saw memerintahkan supaya dilakukan hukum hadd (dera) kepada Masthah bin Utsatsah, Hasan bin Tsabit dan Hamnah binti Jahsy karena mereka termasuk orang-orang yang ikut menyebarluaskan desas-desus berita fitnah tersebut.


Beberapa Ibrah

Dari peperangan ini dapat kita ambil beberapa pelajaran :
1.- Disyariatkan pembagian ghanimah kepada orang-orang yang ikut berperang, setelah disisihkan seperlima dari ghanimah dan barang yang melekat di badan musuh yang terbunuh (salbun). Barang yang melekat di badan orang yang terbunuh (salbun) ini boleh diambil oleh orang yang membunuhnya. Sabda Nabi saw :
"Siapa saja membunuh seorang musuh maka dia berhak mengambil barang-barang yang melekat dibadannya (salbun).“

Adapun seperlima dari ghanimah yang disisihkan itu maka harus dibagikan kepada mereka yang disebutkan Allah swt di dalam kitab-Nya :
"Ketahuilah sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai rampasan perang, maka sesungguhnya seperlima untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan ibnu sabil …“ QS Al-Anfal : 41

Setelah dikurangi seperlima dan salbun ini maka selebihnya dibagikan kepada orang-orang yang ikut berperang sebagaimana pernah dicontohkan Nabi saw.

Pembagian ini disepakati oleh para Imam Mahzahib bila pada harta yang bisa dipindahkan (benda bergerak). Jika berupa tanah maka para fuqaha berselisih pendapat tentang pembagiannya sebagaimana telah kami sebutkan pada pembahasan tentang rampasan Bani Nadlir.


2.- Hukum Azl pada waktu Jima‘ atau Pembatasan Kelahiran.

Termasuk ke dalamnya masalah menggugurkan nuthfah atau ‚alaqah yang belum ditiupkan ruh ke dalamnya. Juga apa yang dikenal sekarang dengan pembatasan kelahiran (keluarga berencana).

Hadits yang telah kami sebutkan mengenai masalah ini secara jelas membolehkan azl. Nabi saw menjawab para sahabat ketika mereka bertanya tentan azl :
"Tidak ada dosa atas kamu untuk melakukannya.“

Dalam riwayat Muslim disebutkan :
"Tidak ada dosa atas kamu untuk melakukannya. Tidak ada satupun peniupan ruh yang ditetapkan menjadi makhluk hidup sampai hari Kiamat, kecuali ia akan tetap hidup.“

Yakni kamu tidak harus meninggalkan azl, karena apa yang telah ditetapkan Allah pasti akan terlaksana. Sesuatu yang telah ditetapkan itu tidak mungkin dapat dihalangi oleh usaha kamu.

Lebih tegas lagi disebutkan oleh Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Jabir ra, ia berkata :
"Kami melakukan azl di masa Rasulullah saw sementara itu al-Quran terus diturunkan.“

Berdasarkan kepada hadits ini jumhur para Imam Madzhab membolehkan azl. Tetapi dengan syarat persetujuan istri karena dimungkinkan akan menimbulkan bahaya terhadapnya. Dan dibenci apabila sebabnya karena takut nafkah dan kurangnya rejeki.

Ibnu Hazm tidak sependapat dengan jumhur. Ia mengharamkan secara mutlak perbuatan azl, berdasarkan kepada Hadits yang diriwayatkan oleh Muslim bahwa Nabi saw pernah ditanya tentang azl lalu Nabi saw menjawab :
"Itu (azl) adalah pembunuhan secara terselubung.“

Juga didasarkan kepada hadits-hadits lain yang seluruhnya mauquf (terhenti sampai) pada sahabat. Di antaranya apa yang diriwayatkan dengan sanad-nya dari Nafi‘ bahwa Ibnu Umar tidak pernah melakukan azl bahkan ia berkata :
"Seandainya aku mengetahui salah seorang dari anakku melakukan azl niscaya aku hukum dengan hukuman yang berat.“

Juga apa yang diriwayatkannya dari jalan Hajjaj bin Minhal bahwa Ali bin Abi Thalib membenci azl.

Selanjutnya Ibnu Hazm membantah Hadits Jabir ra, yang dijadikan dalil oleh jumhur itu dengan mengatakan bahwa hadits tersebut mansukh (sudah dihapuskan).

Ibnu Haja di dalam Fathu al-Bary menyebutkan pendapat Ibnu Hazm ini kemudian berkata: “Pendapat ini bertentangan dengan dua Hadits. Salah satunya ialah Hadits yang diriwayatkan oleh Turmidzi dan Nasa‘I, ia menshahihkannya dari jalan Mu‘ammar dan Yahya bin Katsir dari Jabir ra, ia berkata :
"Kami pernah memiliki budak-budak perempuan dan kami melakukan azl. Kemudian orang-orang Yahudi berkata: “Itu pembunuhan kecil.“ Lalu hal itu ditanyakan kepada Rasulullah saw. Beliau menjawab: “Orang-orang Yahudi itu berdusta. Kalau Allah hendak menciptakannya niscaya kamu tidak akan dapat menolaknya.“

Ia (Ibnu Hajar) berkata: Hadits kedua tercantum di dalam Nasa‘I dari jalan lain dari Muhammad bin Amer dari Abu Salmah dari Abu Hurairah.

Saya berkata: “Jelas bahwa sabda nabi saw tentang azl. "Itu adalah pembunuhan terselubung“, tidak berarti pengharaman. Tetapi nampaknya sabda Nabi saw tersebut berdasarkan kepada Hadits-hadits shahih lainnya di maksudkan sebagai larangan preventif ( An-nahyu‚ At-Tanzihi) sebagaimana pendapat jumhur.

Bantahan Ibnu Hazm bahwa hadits-hadits yang membolehkan azl sudah dihapuskan (mansukh), tertolak oleh Hadits yang diriwayatkan oleh Imam yang enam, kecuali Abu Dawu` dari hadits Jabir ra: "Kami melakukan azl di masa Rasulullah saw, sementara al-Quran terus diturunkan“. Muslim menambahkan: “Kemudian hal itu (azl) sampai kepada Nabi saw tetapi beliau tidak melarang kami.“

Seandainya hukum bolehnya azl itu tidak berlangsung sampai wafatnya Nabi saw niscaya Jabir tidak akan mengatakan hal tersebut dan pasti dia akan menjelaskan hukum syari‘at yang menjadi ketetapan final dalam masalah ini.

Hukum menggugurkan nuthfah yang belum ditiupkan ruh ke dalamnya mengikuti hukum azl yang telah kami sebutkan di atas. Tetapi sebagaimana ulama yang membolehkan azl tersebut, mengharamkan pengguguran. Kemungkinan karena mereka tidak mau melakukan qiyas dalam masalah ini dan menganggap mudlghah (gumpalan) lebih dekat kepada sempurnanya penciptaan dan bentuk manusia daripada nuthfah sebelum berproses menjadi 'alaqah. Keberatan ini tidak jelas alasannya kecuali mungkin karena khawatir terhadap kesehatan orang-orang yang mengandungnya

Apabila anda telah mengetahui hal ini, maka berarti Anda telah mengetahui pula hukum Syar‘I yang berkaitan dengan Keluarga Berencana penggunaan sarana pengobatan untuk mencegah kehamilan sebagai ganti dari azl. Keluarga Berencana boleh dilakukan asalkan dengan menggunakan sarana atau alat-alat yang dibolehkan oleh jumhur para Imam, dengan syarat tidak membahayakan istri dan dengan persetujuan dari para Imam fuhaqa yang menetapkan hukum ini. Kecuali apa yang diriwayatkan oleh al-Hafidz Waliudin al-Iraqi dari Syaikh Imaduddin bin Yusuf dan Saikh Izzuddin bin Abdus Salam bahwa keduanya mengharamkan wanita menggunakan obat apa saja yang mencegah kehamilan. Ibnu Yunus berkata : Sekalipun suaminya menyetujuinya.

Menurut saya pendapat ini tertolak oleh dalil-dalil sunnah dan pendapat jumhur yang didasarkan kepada dalil-dalil tersebut.

Tetapi perlu anda ketahui bahwa hukum bolehnya azl atau apa yang secara umum dikenal dengan keluarga berencana ini dengan syarat adanya kerelaan suami istri tidak adanya unsur pemaksaan atau pengarahan dari pihak luar. Karena, sesuatu yang boleh dilakukan oleh individu kadang-kadang tidak boleh disyariatkan secara paksa kepada masyarakat. Ini merupakan kaidah fiqh yang telah disepakati.

Talak adalah timbangan yang boleh dilakukan oleh suami, manakala diperlukan atau untuk suatu kemaslahatan. Tetapi hakim tidak boleh memerintahkan kepada masyarakat secara paksa atau pun sebagai pengarahan untuk menggunakan hak ini, sehingga akan mengakibatkan perceraian massal. Demikian pula halnya hukum "Keluarga Berencana“. Kaidah ini harus anda fahami secara benar dan baik agar anda tidak dibingungkan oleh orang-orang yang seenak perutnya mengeluarkan fatwa yang dapat menyesatkan, seperti: Karena Sunnah membolehkan keluarga berencana maka pemerintah boleh memaksa masyarakat untuk melakukannya.

Sebenarnya tidak ada kaitan sama sekali antara dalil-dalil mengenai masalah ini dengan kesimpulan yang keliru dan tendensius tersebut. Singkatnya, apabila masalah azl atau keluarga berencana dilihat dari sudut hubungan suami istri dan kemaslahatan antar keduanya maka tidak ada permasalahan yang timbul. Tetapi jika dipandang sebagai suatu prinsip yang digalakkan secara umum atau sebagai suatu falsafah kehidupan yang dijejalkan kepada masyarakat melalui berbagai media massa maka pada saat itulah ia (keluarga berencana) menjadi suatu yang berbahaya dan harus ditentang oleh kaum Muslimin. Karena program keluarga berencana tersebut merupakan salah satu rencana jahat musuh-musuh Islam untuk menghancurkan kaum Muslimin. Oleh sebab itu, kaum Muslimin harus waspada terhadap isu-isu mengenai berbagai kesulitan produksi dan resesi ekonomi yang dilontarkan oleh musuh-musuh Islam. Semua itu hanyalah tipu daya mereka untuk menguburkan kaum Muslimin.

3.- Cara Nabi saw menghadapi dan mengatasi persoalan yang dieksploitasi oleh Abdullah bin Ubay bin Salul menunjukkan sejauh mana kecerdasan dan kepintaran yang dikaruniakan Allah swt kepadanya dalam mengatasi masalah, membina masyarakat , dan menyelesaikan problematika mereka. Ucapan yang didengar oleh Nabi saw dari mulut Abdullah bin Ubay bin Salul itu mestinya sudah cukup menjadi alasan untuk membunuhnya. Tetapi nabi saw menghadapi masalah tersebut dengan lapang dada. Nabi saw telah mendengar semua fitnah yang disebarluaskan dan perkelahian yang telah terjadi. Bahkan di antara pasukan perang itu terdapat sejumlah besar kaum Munafiqin yang sejak lama mencari-cari kesempatan seperti ini untuk menjatuhkan martabat beliau, tetapi Nabi saw tidak menghadapinya denga emosi yang menggelegak. Rasulullah saw menghadapinya dengan penuh kebijaksanaan. Beliau memerintahkan keberangkatan pasukan di luar waktu yang sudah menjadi kebiasaan mereka, agar mereka tidak memiliki kesempatan untuk membicarakan masalah yang ada. Mereka terus berjalan, selama sehari semalam, sehingga kaum Munafiqin tidak mendapatkan kesempatan untuk menyebar kebatilan di tengah kaum Muslimin. Sampai ketika mereka terduduk di tanah karena keletihan mereka tidak sempat membicarakan karena langsung tertidur pulas.

Sesampainya di Madinah orang-orang pun menunggu-nunggu tindakan keras yang akan dilakukan oleh Rasulullah saw kepada kaum Munafiqin. Mereka tidak menyaksikan lagi bahwa tindakan yang akan diambil ialah dengan membunuh Abdullah bin Ubay bin Salul. Oleh karena itu, Abdulah bin Abdullah bin Ubay ra datang kepada Nabi saw menawarkan diri untuk bertindak melaksanakan eksekusi hukuman mati terhadap ayahnya, apabila Nabi saw menghendaki hukuman itu. Tetapi ia dikejutkan oleh jawaban dan sikap Rasulullah saw yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya :
"Bahkan kita akan bertindak lemah lembut dan berlaku baik kepadanya, selama ia masih tinggal bersama kita.“

Perhatikan alasan tindakan ini sebagaimana dikemukakan Nabi saw kepada Umar :
"Bagaimana wahai Umar, jika orang-orang berbicara bahwa Muhammad telah membunuh sahabatnya (sendiri).“

Tindakan bijaksana yang dilakukan Rasulullah saw ini mengakibatkan Abdullah bin Ubay selalu dikecam dan ditentang oleh kaumnya sendiri, setiap kali dia berbicara tentang sesuatu. Selain itu, anda tentunya mengetahui bahwa orang munafiq dianggap sama dengan orang Muslim dalam hukum peradilan di dunia ini, kendatipun kita diharuskan tetap waspada dan hati-hati terhadapnya.

Sebelum anda lebih jauh merenungkan dan mengambil kebijaksanaan ini, perlu saya ingatkan sekali lagi bahwa semua sifat tersebut berada di belakang sifat nubuwaah yang ada padanya. Semua sifat tersebut merupakan penunjang dari statusnya sebagai seorang Nabi dan Rasul bagi seluruh manusia. Adalah keliru besar jika sifat-sifat tersebut dianalisa tanpa mengaitkannya dengan sumber utamanya yaitu Kenabian dan Kerasulannya. Metode analisis yang keliru ini seperti telah kami jelaskan sengaja dipilih oleh para musuh Islam untuk menjauhkan kaum Muslimin dari merenungkan tentang Kenabian Muhammad saw.

4.- Adapun kisah berita bohong itu tidak lain hanyalah merupakan salah satu mata rantai dari seni penyiksaan dan ujian berat yang dilancarkan oleh para musuh Islam terhadap Nabi saw. Penyiksaan ini (berita bohong) lebih menyakitkan hati Nabi saw ketimbang gangguan-gangguan kaum Munafiq. Selalu lebih keji dan licik daripada gangguan yang dilancarkan oleh orang lain, karena mereka lebih banyak memiliki kesempatan ketimbang orang lain. Berita bohong ini merupakan bentuk yang unik dari gangguan yang dilakukan oleh kaum Munafiqin.

Berita bohong ini lebih menyakitkan hati Nabi saw ketimbang gangguan-gangguan sebelumnya karena semua gangguan dan penyiksaan yang telah dialami oleh Nabi saw sebelumnya itu sebagian daripadanya telah kami bahas merupakan sesuatu yang telah diperhitungkan pasti akan terjadi, sehingga beliau pun telah siap untuk menghadapinya. Tetapi berita bohong ini benar-benar merupakan kejutan bagi Nabi saw. Karena ia merupakan seni fitnah yang sama sekali baru bagi Nabi saw. Ia adalah isu yang boleh dikatakan merupakan tikaman pembohong yang paling berat kepada kehormatan dan kesucian manusia. Siapa yang mengetahui kepastian bahwa berita itu bohong atau benar ? Dari sinilah maka penyiksaan ini lebih berat pengaruhnya ketimbang yang lainnya. Karena fitnah seperti ini langsung menusuk dan menohok perasaannya yang paling dalam. Perasaan gundah gulana dan keraguan yang menggelisahkan ini tidak akan lama dialami oleh Nabi saw, seandainya wahyu Ilahi segera diturunkan untuk membongkar kebohongan kaum munafiqin. Tetapi selama lebih dari sebulan, wahyu belum juga diturunkan dan tidak pula memberikan komentar sama sekali. Inipun merupakan sumber kecemasan dan keraguan tersendiri.

Sekalipun demikian tribulasi berita bohong ini membawa hikmah Ilahiyah yang bertujuan menampakkan kepribadian Nabi saw dan membersihkannya sebersih-bersihnya dari segala keraguan. Sesungguhnya makna Kenabian dalam kehidupannya mungkin akan kurang begitu jelas, baik dalam pandangan kaum Mukminin sendiri apatah lagi dalam pandangan kaum kafir, seandainya berita bohong ini tidak terjadi. Pertistiwa ini telah menggugat kepribadian Nabi saw sehingga terbedakan secara jelas mana kepribadiannya sebagai manusia biasa dan mana kepribadiannya sebagai seorang Nabi dan Rasul. Peristiwa ini juga telah memperjelas sejelas-jelasnya arti Kenabian dan Wahyu di hadapan semua pikiran dan pandangan manusia, sehingga tidak ada lagi peluang untuk meragukannya.

Isu dusta ini telah mengejutkan pendengaran Nabi saw sebagai manusia biasa yang bertindak dan berpikir sebagaimana orang lain, dalam batas perlindungan (Ishmah) yang diberikan kepada para Nabi dan Rasul. Beliau menghadapinya sebagaimana manusia biasa menghadapi masalah yang sama. Ia tidak mengetahui alam ghaib. Juga tidak dapat melihat apa yang ada di hati orang lain. Maka ia pun terguncang sebagaimana manusia pada umumnya. Ia merasa ragu sebagaimana orang lain merasakannya. Ia mencari-cari jawaban dan meminta pandangan para sahabatnya.

Agaknya untuk menampakkan aspek kemanusiaan Nabi saw inilah maka wahyu diperlambat turunnya selama lebih dari sebulan. Di samping agar manusia dapat melihat dua hakekat yang sangat penting :

Pertama,
Bahwa Nabi saw dengan Kenabian dan Kerasulannya tidak keluar dari statusnya sebagai manusia. Karena itu orang yang mempercayainya tidak boleh menggambarkan bahwa Kenabian telah membawanya keluar dari batas-batas kemanusiaan sehingga kepada diri Nabi saw dinisbatkan sesuatu atau pengaruh yang tidak boleh dinisbatkan kecuali kepada Allah.

Kedua,
Bahwa wahyu Ilahi bukan suatu perasaan jiwa yang memancar kepada kehendak, kemauan, dan harapannya. Sebab, seandainya demikian niscaya dengan mudah Nabi saw dapat menyelesaikan fitnah tersebut sejak hati kelahirannya dan menjadikan segala kebaikan yang ada pada keluarganya sebagai al-Quran yang dapat menenangkan kaum Mukminin dan membungkam mulut orang-orang yang usil itu. Tetapi Nabi saw tidak melakukannya, karena beliau tidak memiliki kekuasaan untuk melakukannya.

Berikut ini kami kutipkan apa yang dikatakan oleh Dr. Muhammad Abdullah Duraz di dalam kitabnya : An-Naba‘ul Azhim, menjelaskan hakekat ini: "Tidakah kaum Munafiq geram dengan membuat berita bohong tentang istri Nabi saw, Aisyah ra, Sementara wahyu pun diperlambat penurunannya sekian lama dan orang-orang pun ramai membicarakan, sampai hati terasa telah mencapai kerongkongan. Sedangkan Nabi saw sendiri tidak dapat bertindak apa-apa kecuali berkata dengan penuh hati-hati: “Saya tidak mengetahui Aisyah kecuali orang yang baik-baik.“ Kemudian setelah berusaha secara maksimal dengan bertanya dan meminta pandangan para sahabatnya, setelah lewat sebulan penuh dan orang-orang pun telah menyatakan: “Kami tidak melihat adanya kejahatan sedikit pun pada dirinya (Aisyah ra), Nabi saw masih tetap tidak melakukan tindakan apa-apa kecuali berkata kepadanya :
"Hai, Aisyah! Aku telah mendengar tentang apa yang digunjingkan orang tentang dirimu. Jika engkau tidak bersalah maka Allah pasti akan membebaskan dirimu. Jika engkau telah melakukan dosa maka mintalah ampunan kepada Allah!“.

Ucapan ini merupakan cetusan kata hatinya. Ia adalah ungkapan seorang yang tidak mengetahui alam ghaib dan ucapan orang yang jujur, yang tidak memperturutkan prasangka dan tidak mengatakan sesuatu yang tidak diketahuinya. Setelah mengucapkan kalimat tersebut dan belum sempat beranjak dair tempat duduknya, turunlah awal surat An-Nur yang menjelaskan ketidak-bersalahan Aisyah ra dan menyatakan kesuciannya.

Apakah kiranya yang menghalangi Nabi saw untuk menyatakan ketidak-bersalahan Aisyah sejak hari pertama dan mengatakan sebagai wahyu dari langit, guna membantah para pendusta itu? Tetapi, dia tidak pernah punya niat untuk berdusta kepada manusia dan Allah :
"Seandainya dia (Muhammad) mengada-adakan sebagian perkataan atas (nama) Kami, niscaya benar-benar Kami pedang dia pada tangan kanannya. Kemudian sekali-kali tidak ada seorang pun dari kamu yang dapat menghalangi (Kami) dari pemotongan urat nadi itu.“ QS al-Haaqqah : 44-47

Adakah Aisyah ra orang yang pertama kali memahami kedua hakekat ini, sehingga segera mentauhidkan Allah dan memberikan ubudiyah hanya kepada-Nya dengan melupakan segala sesuatu dan siapa pun selain-Nya. Oleh karena itu, dia menjawab ibunya ketika meminta agar dia berdiri mengucapkan terimah kasih kepada Nabi saw, seraya berkata: “Aku tidak akan berdiri (berterima kasih) kepadanya dan aku tidak akan memuji kecuali kepada Allah, karena Dia-lah yang membebaskan aku.“

Pernyataan Aisyah ra sepintas tampak kurang layak diucapkan di hadapan Nabi saw. Tetapi situasi dan kondisi pada saati itu mendorong keluarnya ucapan tersebut. Penuturan kalimat itu keluar atas dorongan keadaan yang telah dibentuk oelh Hikmah Ilahiyah untuk memperteguh Aqidah kaum Muslimin dan membantah kedustaan orang-orang munafiq, serta menampakkan makna tauhid dan ubudiyah yang utuh kepada Allah semata.

Demikianlah kisah berita bohong ini telah mengandung hikmah Ilahiyah yang bertujuan memantapkan Aqidah Islamiyah dan membersihkan segala bentuk keraguan yang mungkin dapat menyentuhnya. Itulah makna kebaikan yang diungkapkan oleh Allah dalam firman-Nya :
"Janganlah kamu mengira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu.“ QS An-Nur : 11

5.- Di dalam peristiwa ini disyariatkan pula hukuman dera (haddul qadzaf). Kita lihat bahwa Nabi saw telah memerintahkan agar orang-orang yang secara terang-terangan mengucapkan tuduhan itu didera sebanyak delapan puluh cambukkan. Hukuman ini sudah tidak dipermasalahkan lagi.

Yang menjadi permasalahan ialah mengapa gembong dan sumber isu dan tuduhan palsu itu, Abdullah bin Ubay bin Salul, dapat lolos dari hukuman? Sebabnya, seperti dikatakan oleh Ibnul Qayyim, karena Abdullah bin Ubay bin Salul mengendalikan berita bohong ini di antara orang banyak dengan cara yang busuk dan licik. Dia menyebarkan fitnah itu dengan cara mengumpulkan berita kemudian diceritakannya kembali dalam bentuk cerita orang sehingga tidak dapat dinisbatkan kepadanya secara langsung. Dan, seperti anda ketahui bahwa hukuman dera itu hanya dikenakan kepada orang yang secara langsung mengatakan tuduhan.

Dicopy Dari :
http://daffodilmuslimah.multiply.com/reviews/item/113?&show_interstitial=1&u=%2Freviews%2Fitem

9 tips cara mengembakan kecerdasan emosional (EQ) anak

Emotional Intelligence, atau EQ, merupakan indikator nonintelektual, yang berupa sifat psikologis individu. Jika seorang anak menunjukkan sifat suka menyendiri, perilaku yang abnormal, sulit bekerja sama, memiliki perasaan rendah diri, sangat rapuh dan tidak mampu menghadapi rintangan, sering menunjukkan ketidaksabaran, egois atau kurang memiliki kestabilan emosi, semuanya mungkin saja mengindikasikan EQ yang rendah. EQ sangat penting untuk keberhasilan hidup seseorang. Oleh karena itu, bagaimana membina dan meningkatkan EQ seorang anak menjadi masalah yang sangat penting. Hal-hal berikut ini memberikan panduan tentang cara membina EQ seorang anak.


1. Mendidik anak-anak untuk bertahan dalam situasi sulit
Ada cerita nyata tentang sekelompok anak yang pergi ke gunung untuk piknik. Mereka tersesat dalam perjalanan pulang dan harus menghadapi malam dalam keadaan lapar, lelah dan penuh ketakutan. Mereka merasa tidak punya harapan dan malam itu dilalui dengan penuh air mata. Salah satu anak berkata sambil menangis: Tidak ada yang akan menemukan kita dan kita semua akan mati di sini. Namun, Evelyn yang berumur 11 tahun berdiri dan berkata dengan tegas: "Tidak! Saya tidak akan mati! Ayah saya mengatakan bahwa selama kita berjalan mengikuti aliran, aliran akan membawa kita ke sebuah sungai, yang pada akhirnya membawa kita ke sebuah kota kecil. Saya berencana untuk berjalan di sepanjang sungai, kalian boleh mengikuti saya jika mau. Dipimpin oleh Evelyn, mereka berhasil keluar dari hutan. Kepercayaan diri, keberanian dan tekad yang dimiliki oleh Evelyn bukanlah sifat bawaan, tetapi adalah hasil asuhan, pendidikan dan pengaruh keluarga.


2. Menanamkan ketahanan dan pengendalian diri
Bagaimana cara melatih anak agar mampu mengendalikan diri? Misalnya, ketika anak menghabiskan uang saku mingguan lebih cepat dari yang seharusnya, orang tua dapat berkata: “Jika kamu berhasil menyimpan setengah jatah uangmu minggu ini, akan Ayah gandakan jumlah uang sakumu minggu depan.Jika kamu terbiasa menyimpan uang, walaupun itu hanya dalam jumlah kecil, kamu akan mampu membeli barang yang lebih besar.“

Hal yang sama juga berlaku bagi anak-anak saat menghadapi tantangan, seperti misalnya gagal ujian atau mendapat nilai tes yang buruk. Orangtua perlu mendorong anak-anak mereka untuk berusaha lebih keras dan tidak menyerah. Dengan kata lain, orang tua perlu mengajarkan mereka agar tahan dalam menghadapi rintangan.


3. Menghadapi dunia luar
Karena terlalu khawatir, banyak orangtua melarang anaknya pergi ke luar sendirian. Karena hal ini, anak-anak jadi kehilangan kemampuan untuk berkomunikasi dan bertemu orang baru. Ketika anak kecil melihat seseorang yang tidak ia kenal, ia mungkin akan menangis atau memilih menyendiri. Setelah tumbuh dewasa, mereka menjadi sensitif dan kurang berani untuk berbicara atau berkomunikasi dengan orang lain. Kurang percaya diri menyebabkan mereka tidak punya banyak teman. Ketika dewasa, mereka akan sulit mencapai potensi penuh yang dimiliki serta menghadapi kesulitan berurusan dengan masyarakat. Oleh karena itu, orang tua harus membantu anak-anak mereka untuk memahami dunia luar. Orang tua juga harus memberikan kesempatan berinteraksi lebih banyak untuk anak-anak yang penakut. Seorang anak yang mampu menghadapi masyarakat tanpa rasa takut juga akan lebih percaya diri saat berhadapan dengan guru dan rekan-rekannya di sekolah.


4. Menumbuhkan rasa ingin tahu, kreativitas dan imajinasi
Anak-anak secara bawaan dilahirkan dengan rasa ingin tahu, sehingga, secara alami anak kecil akan tertarik menyentuh sesuatu, merasakan hal-hal dan bahkan membongkar barang-barang yang ia temui. Kadang-kadang, mereka bisa saja membuat berantakan seisi rumah. Ini adalah ekspresi dari kehausan mereka akan pengetahuan dan cara yang penting bagi mereka untuk memperoleh keterampilan baru. Dengan cara ini, mereka juga berusaha untuk memahami bagaimana sesuatu bekerja. Orang tua harus dengan sabar memenuhi rasa ingin tahu anak. Ini dapat diwujudkan dengan menunjukkan bagaimana melakukan sesuatu serta menggunakan barang-barang yang mereka minati.


5. Beri anak-anak kesempatan untuk melatih cara pikir mereka
Seorang anak laki-laki tidak bisa menaiki anak tangga karena dia terlalu kecil. Dia meminta ibunya untuk mengangkatnya. Ibunya berkata: “Kamu bisa melakukannya, coba gunakan akal dan pikirkan sejenak bagaimana melakukannya.” Kemudian, anak itu punya. ide: “ Jika saya pindahkan boks mainan saya di sini, saya dapat menggunakannya untuk pijakan”. Anak itu berpikir dan berusaha memecahkan masalah berkat nasihat ibunya. Hal ini memotivasi anak untuk menciptakan solusi. Dalam kehidupan sehari-hari, ada banyak pendekatan masalah yang bisa dilakukan selama kita mencurahkan waktu sejenak untuk memikirkannya.

6. Menumbuhkan rasa percaya diri dan kemampuan untuk bangkit dari kegagalan
Seorang gadis yang adalah pesenam berbakat berumur 12 tahun berbicara dengan pelatih senam kelas atas. Alih-alih meminta dia menunjukkan keterampilan senamnya, pelatih memberikan empat anak panah kecil kepadanya. Pelatih kemudian meminta dia melemparkan anak panah pada target di seberang kantornya. Gadis kecil dengan takut bertanya: ”Bagaimana jika saya meleset?” Pelatih memberitahu dia: “Anda harus berpikir tentang sukses, bukan sebaliknya.” Gadis itu melemparkan anak panah satu demi satu dan akhirnya berhasil mengenai pusat sasaran. Ajarkan pada mereka untuk pertama-tama berpikir akan kesuksesan, dan bukan kegagalan.Rasa percaya diri dan sikap positif akan membimbing mereka menuju jalan keberhasilan. Orang-orang sukses pertama-tama percaya bahwa mereka dapat berhasil.

7. Menangani masalah harga diri anak
Tidak dapat dipungkiri bahwa anak akan membuat kesalahan. Jangan selalu berteriak pada mereka, seperti misalnya: “Mengapa kamu tidak pernah mendengarkan!” atau “Jangan sentuh ini! Jangan sentuh itu!” Perkataan-perkataan tersebut melemahkan rasa percaya diri dan harga diri anak.

Jika mereka melakukan perbuatan nakal atau merepotkan sekali-sekali, itu bukanlah masalah yang besar. Selalu berteriak dan bereaksi dengan keras terhadap setiap hal yang anak perbuat bisa jadi lebih berbahaya dan merusak dibanding kerusakan fisik yang anda tanggung pada barang-barang anda.


8. Lebih banyak dorongan dan dukungan
Tumbuh berkembang tidak akan pernah mulus sepanjang jalan. Akan ada tawa, air mata, frustrasi, serta kegagalan. Ketika beberapa aspirasi tidak tercapai, anak-anak membutuhkan lebih banyak dorongan dan bantuan dari Anda. Jangan ikut menurunkan semangat mereka. Jaga agar mereka senantiasa merasa terdukung. Mimpi adalah bahan bakar yang memotivasi kesuksesan.


9. Tanamkan rasa hormat pada orang lain, kerjasama dan semangat kerja tim
Masyarakat adalah kelompok kolektif dan semuanya berlangsung melalui hubungan antarindividu. Itulah sebabnya kita perlu belajar untuk berkomunikasi dengan semua orang dan saling melengkapi keunggulan satu sama lain. Orang tua harus mengajarkan anak-anak mereka apa itu kerjasama yang baik. Dengan mengajarkan mereka untuk menghormati orang lain dan bekerja sama dengan orang-orang yang memiliki pendapat berbeda, mereka dapat memiliki hubungan interpersonal yang lebih harmonis.

Keadaan emosional terbaik untuk anak-anak adalah kondisi yang penuh dengan kebahagiaan dan antusiasme. Ini adalah suatu keadaan di mana mereka memiliki hubungan interpersonal yang harmonis. Pada keadaan ini, mereka mengembangkan semua potensi mereka, menempatkan semua keterampilan dan bakat untuk digunakan secara penuh.

Kumpulan Humor Presiden Ke-4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur)

1. Peternak Lebah ala GusDur
Saat Presiden Abdurrahman Wahid menjabat, Departemen Kehutanan dan Perkebunan (Dephutbun) tidak henti didemo. Setiap hari ada saja kelompok yang berdemonstrasi di departemen yang saat itu dipimpin Nur Mahmudi Ismail.

Tuntutan mereka sama, yang mendeseak pembatalan pengangkatan Sutjipto sebagai Sekjen Dephutbun.

"Sutjipto terlalu tua, copot saja!" teriak salah satu pendemo. "Sutjipto bukan pejabat karir, berikan saja jabatan itu kepada orang dalam!" pekik yang lain. "Pengangkatan Sutjipto berbau KKN, copot saja," bunyi tulisan sebuah poster yang diacungkan.

Rentetan demonstrasi yang sempat melumpuhkan sebagian kegiatan Dephutbun itu. Pasalnya, tidak sedikit karyawan yang ikutan berdemo, yang pada akhirnya menyerempet posisi Menteri Nur Mahmudi sendiri. Tapi Presiden berkeras supaya Sutjipto dipertahankan.

Dalam suasana seperti itulah cucu KH.Hasyim Asy'ari itu, melantik pengurus Perhimpunan Peternak Lebah di Jakarta akhir Maret 2000.

Dalam pidatonya, Gus Dur antara lain memaparkan mengenai kondisi peternakan lebah terkini.
"Kita ini setiap tahun masih mengimpor 350 ribu ton lebah dari luar negeri," tutur dia.
"Lah, orang-orang yang berdemo itu, daripada mendemo menterinya mbok lebih baik beternak lebah, supaya kita tidak mengimpor lagi!" pinta Gus Dur.

Sumber: okezone.com, 04 Januari 2010


2. Fenomena 'Gila' Gus Dur
Konon, guyonan mantan Presiden Abdurrahman Wahid selalu ditunggu-tunggu oleh banyak kalangan, termasuk presiden dari berbagai negara.
Pernah suatu ketika, Gus Dur membuat tertawa Raja Saudi yang dikenal sangat serius dan hampir tidak pernah tertawa. Oleh Kiai Mustofa Bisri (Gus Mus), momentum tersebut dinilai sangat bersejarah bagi rakyat Negeri Kaya Minyak. "Kenapa?" tanya Gus Dur.

"Sebab sampeyan sudah membuat Raja ketawa sampai giginya kelihatan. Baru kali ini rakyat Saudi melihat gigi rajanya," jelas Gus Mus, yang disambut gelak tawa GusDur.

Melekatnya predikat humoris pada Presiden RI yang keempat itu pun sempat membuat Presiden Kuba Fidel Alejandro Castro Ruz penasaran. Suatu ketika, keduanya berkesempatan bertemu.

Seperti yang diceritakan oleh mantan Kepala Protokol Istana Presiden Wahyu Muryadi pada tayangan televisi, Fidel Castro bertanya kepada Gus Dur mengenai joke teranyarnya.

Dijawablah oleh Gus Dur, "Di Indonesia itu terkenal dengan fenomena 'gila',".
Fidel Castro pun menyimak pernyataan mengagetkan tersebut.
"Presiden pertama dikenal dengan gila wanita.
"Presiden kedua dikenal dengan gila harta.
"Lalu, presiden ketiga dikenal gila teknologi," tutur Gus Dur yang kemudian terdiam sejenak.

Fidel Castro pun semakin serius mendengarkan lanjutan cerita.
"Kemudian, kalau presiden yang keempat, ya yang milih itu yang gila," celetuk Gus Dur.
Fidel Castro pun diceritakan terpingkalpingkal mendengar dagelan tersebut.

Sumber: okezone.com, 02 Januari 2010


3. Cerita Gus Dur Soal Naik Kereta
Setelah mendapat larangan dari dokternya untuk tidak melakukan perjalanan jauh dengan menggunakan pesawat terbang, Gus Dur kemudian nekat untuk berpergian jauh menggunakan kereta api.
"Anda mau pergi naik kerata api Gus?
Memangnya Anda pikir bisa sampai tepat waktu dengan naik kereta api?" ledek sidokter.

"Anda jangan meremehkan, kereta itu cepe banget loh!" jawab mantan Presiden RI ke-4 itu.
"Kereta api mana yang bisa menandingi kecepatan pesawat terbang?" tanya dokter.
"Oho.. Anda jangan salah. Semua kereta api bisa lebih cepat dari pesawat," kilah pria kelahiran Jombang, Jawa Timur, 7 September 1940 ini.
"Anda mimpi kali. Semua orang juga tahu kalau pesawat itu jelas lebih cepat dibandingkan kereta api," cecar sang dokter.
"Wah, Anda salah. Memang sekarang ini pesawat lebih cepat. Tapi itu karena kereta api baru bisa merangkak. Coba kalau kereta api nanti sudah bisa berdiri dan bisa lari.
Wuiih.. pasti bakalan jauh lebih cepat dari pesawat," jawab Gus Dur, disambut wajah kecut sang dokter.

Sumber: Okezone.com, Kamis, 07Januari 2010


4. Obrolan Para Presiden
Saking udah bosannya keliling dunia, Gus Dur coba cari suasana di pesawat RI-01. Kali ini dia mengundang Presiden AS dan Perancis terbang bersama Gus Dur buat keliling dunia.
Boleh dong, emangnya AS dan Perancis aja yg punya pesawat kepresidenan.
Seperti biasa...setiap presiden selalu ingin memamerkan apa yang menjadi kebanggaan negerinya.
Tidak lama presiden Amerika, Clinton mengeluarkan tangannya dan sesaat kemudian dia berkata:
"Wah kita sedang berada di atas New York!"
Presiden Indonesia (Gus Dur): "Lho kok bisa tau sih?"
"Itu.. patung Liberty kepegang!", jawab Clinton dengan bangganya.
Ngga mau kalah presiden Perancis, Jacques Chirac, ikut menjulurkan tangannya keluar.
"Tau nggak... kita sedang berada di atas kota Paris!", katanya dengan sombongnya.
Presiden Indonesia: "Wah... kok bisa tau juga?"
"Itu... menara Eiffel kepegang!", sahut presiden Perancis tersebut.
Karena disombongin sama Clinton dan Chirac, giliran Gus Dur yang menjulurkan tangannya keluar pesawat...
"Wah... kita sedang berada di atas Tanah Abang!!!", teriak Gus Dur.
"Lho kok bisa tau sih?" tanya Clinton dan Chirac heran karena tahu Gus Dur itu kan nggak bisa ngeliat.
"Ini... jam tangan saya ilang...", jawab Gus Dur kalem.

Sumber: gusdur.net, 13 November ;2008


5. Sate Babi
Suatu ketika Gus Dur dan ajudannya terlibat percakapan serius.
Ajudan: Gus, menurut Anda makanan apa yang haram?
Gus Dur : " Babi
Ajudan : " Yang lebih haram lagi
Gus Dur : " Mmmm ... babi mengandung babi!
Ajudan : " Yang paling haram?
Gus Dur : " Mmmm ... nggg ... babi mengandung babi tanpa tahu bapaknya dibuat sate babi!

Sumber : Okezone.com, Selasa, 1 September 2009


6. Gus Dur Diplintir Media
Gus Dur, dalam satu acara peluncuran biografinya, menceritakan tentang kebiasan salah kutip oleh media massa atas berbagai pernyataan yang pernah dikeluarkannya.Dia mencontohkan, ketika berkunjung ke Sumatera Utara ditanya soal pernyataan Menteri Senior Singapura Lee Kuan Yew tentang gembong teroris di Indonesia, dia mengatakan, pada saatnya nanti akan mengajarkan demokratisasi di Singapura.
Namun, sambungnya, media massa mengutip dia akan melakukan demo di Singapura.
Walah ... walah, gitu aja kok repot!

sumber: okezone, Jum'at, 29 Mei 2009 - 13:06 wib


7. Kuli dan Kyai
Rombongan jamaah haji NU dari Tegal tiba di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah Arab Saudi. Langsung saja kuli-kuli dari Yaman berebutan untuk mengangkut barang-barang yang mereka bawa. Akibatnya, dua orang di antara kuli-kuli itu terlibat percekcokan serius dalam bahasa Arab.

Melihat itu, rombongan jamaah haji tersebut spontan merubung mereka, sambil berucap:
"Amin, Amin, Amin!"
Gus Dur yang sedang berada di bandara itu menghampiri mereka :
"Lho kenapa Anda berkerumun di sini?"
"Mereka terlihat sangat fasih berdoa, apalagi pakai serban, mereka itu pasti kyai."

Sumber: okezone.com, Kamis, 2 April 2009 - 15:05 wib


8. Kaum Almarhum
Mungkinkah Gus Dur benar-benar percaya pada isyarat dari makam-makam leluhur?
Kelihatannya dia memang percaya, sebab Gus Dur selalu siap dengan gigih dan sungguh-sungguh membela "ideologi"nya itu.
Padahal hal tersebut sering membuat repot para koleganya.
Tapi, ini mungkin jawaban yang benar, ketika ditanya kenapa Gus Dur sering berziarah ke makam para ulama dan leluhur.
"Saya datang ke makam, karena saya tahu. Mereka yang mati itu sudah tidak punya kepentingan lagi." Katanya.

Sumber: gusdur.net, Sabtu, 14 November 2008


9. Pengalaman Gus Dur Naik Haji
Gus Dur seperti tidak pernah kehabisan cerita, khususnya yang bernada sindiran politik. Menurut dia, ada  kejadian menarik di masa pemerintah Orde Baru.
Suatu kali Presiden Soeharto berangkat ke Mekkah untuk berhaji. Karena yang pegi seorang persiden, tentu sejumlah menteri harus ikut mendampingi. Salah satunya
"peminta pertunjuk" yang paling rajin, Menteri Penerangan Harmoko.
Setelah melewati beberapa ritual haji, rombongan Soeharto pun melaksanakan jumrah, yakni simbol untuk mengusir setan dengan cara melempar batu ke sebuah tiang mirip patung. Di sini lah muncul masalah, terutama bagi Harmoko.
Beberapa kali batu yang dilemparkannya selau berbalik menghantam jidatnya.
"Wah kenapa jadi begini ya?"
cerita Gus Dur menuturkan pernyataan Harmoko yang saat itu tampak gemetar karena takut.
Lalu Harmoko pindah posisi. Hasilnya sama saja, batu yang dilemparnya seperti ada yang melempar balik ke arah dirinya. Setelah tujuh kali lemparan hasilnya selalu sama, Harmoko pun menoleh ke kanan dan ke kiri, mencari-cari posisi presiden untuk "minta petunjuk". Setelah ketemu, lalu dengan lega ia tergopoh-gopoh menghampiri Bapak Presiden.Namun, sebelum sampai di hadapan Soeharto, ia turut mendengar bisikan
"Hai manuia, sesama setan jangan saling lempar."

Sumber: okezone.com, 11 Januari 2010


10. Cuma Takut Tiga Roda
Suatu hari, saat Abdurarahman Wahid menjabat sebagai Presiden RI, ada pembicaraan serius. Pembicaraan bertopik isu terhangat dilakukan selesai menghadiri sebuah rapat di Istana Negara.

Diketahui, pembicaraan itu mengenai wabah demam berdarah yang kala itu melanda kota Jakarta. Gus Dur pun sibuk memperbincangkan penyakit mematikan tersebut.
"Menurut Anda, mengapa demam berdarah saat ini semakin marak di Jakarta Pak?"
tanya seorang menterinya.
"Ya karena Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso melarang bemo, becak, dan sebentar lagi bajaj dilarang beredar di Kota Jakarta ini. Padahal kan nyamuk sini cuma takut sama tiga roda...!"

Sumber: okezone.com, 01 Januari 2010


11. Tak Punya Latar Belakang
Presiden Mantan Presiden Abdurrahman Wahid memang unik. Dalam situasi genting dan sangat penting pun dia masih sering meluncurkan joke-joke yang mencerdaskan.
Seperti yang dituturkan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD saat diinterview salah satu televisi swasta. "Waktu itu saya hampir menolak penunjukannya sebagai Menteri Pertahanan.
Alasan saya, karena saya tidak memiliki latar belakang soal TNI/Polri atau pertahanan," ujar Mahfud.
Tak dinyana, jawaban Gus Dur waktu itu tidak kalah cerdiknya.
"Pak Mahfud harus bisa. Saya saja menjadi Presiden tidak perlu memiliki latar belakang presiden kok," ujar Gus Dur santai. Karuan saja Mahfud MD pun tidak berkutik.
"Gus Dur memang aneh. Kalau nggak aneh, pasti nggak akan memilih saya sebagai Menhan," kelakar Mahfud.

Sumber: okezone.com, 01 Desember 2009


12. Airport Abdurrahman Wahid
Pada akhir April 2000, Gus Dur sempat ke Malang, dan mendarat di Bandara Abdurrahman Saleh.
Ini mengingatkan dia pada peristiwa belasan tahun silam, ketika dia mendarat di bandara yang sama dari Jakarta, saat masih ada penerbangan reguler dari Bandara Halim Perdanakusuma ke Malang.
Waktu itu Gus Dur bersama antara lainAlmarhum Jaksa Agung Sukarton Marmosujono. Sebagaimana lazimnya untuk rombongan orang penting, mereka pun disambut oleh pasukan Banser NU.
Ketika romobongan sudah berangkat ke Selorejo, sekitar 60 kilometer dari bandara, petugas Banser melapor ada poskonya melalui handy talky.
"Halo, halo, rojer," kata Mas Banser.
"Lapor: Abdurahman Saleh sudah mendarat di airport Abdurrahman Wahid!"
Yah, kebalik.

Sumber: Okezone.com, 24 Nopember 2009


13. Buto Cakil Pembayar Demonstran?
Punakawan selalu digambarkan sebagai kstaria. Musuhnya jelek-jelek semua, misalnya Buto Cakil. Punakawan sering diculik, dibawa berpindah dari satu tempat ke tempat lain.
Tapi, menurut Ki Tedjo, sekarang semuanya serba tak jelas. Perilaku kesatria pun tak jelas.
Yang jadi Punakawan pun tak jelas.Yang disebut istana pun tak jelas. Sebab saat ini masih banyak istana, ada yang di Cendana, ada yang di sana, pokoknya di mana-mana.
"Supaya rakyat tentram, mbok ya (para elite politik) itu kalau berantem caranya yang cerdas lah. Rakyat seperti kita ini kan juga perlu tahu. Bukan begitu, Gus?"
"Sebelum tahu istananya, harus tahu dulu siapa demonstrannya," jawab Gus Dur.
"Ya sebelum tahu demonstrannya, harus tahu dulu siapa yang membayari."

Sumber: okezone.com, 10 November 2009




14. Tukang Santet Jakarta
Main hakim sendiri seakan sudah dianggap normal oleh masyarakat kita.
Pelakunya bukan cuma rakyat biasa, tapi sering justru aparat yang berwenang. Paling tidak penghakiman dilakukan di depan aparat. Sampai-sampai majalah Tempo, jauh sebelum pembredelan pernah
"menghitamkan" beberapa halamannyla sebagai tanda prihatin.
Para pembaca Tempo tentu kaget dan heran. Bermacam dugaan pun segera muncul.
Gus Dur termasuk yang heran dan menduga-duga.
"Mengapakah Tempo dibuat hitam sepert iitu?" tanya Gus Dur dalam "kuis imajiner"-nya.
"Karena reportase soal tukang santet dan bromocorah Jember."
"Siapakah yang memerintahkan penghitaman itu?"
"Tukang santet dan bromocorah Jakarta."

Sumber: okezone.com, Senin, 19 Oktober 2009



15. Keliling Dunia Tidak Mati Kok!
Empat dokter ahli menyampaikan analisis negatif terhadap kesehatan Gus Dur kepada DPR. Jauh sebelumnya, salah satu Ketua DPP Partai Golkar Agung Laksono juga pernah mengungkit masalah itu Agung,
yang juga dokter, mengusulkan agar Presiden Gus Dur diperiksa oleh tim dokter independen.
Usul itu disetujui oleh Ketua MPR Amien Rais.
Saat Gus Dur berkunjung ke Kairo, wartawan pun menanyakan usulan Agung Laksono itu.
"Kalau mau tahu soal kesehatan sata, tanya saja sama dokter yang pernah memeriksa saya,"
jawab Gus Dur serius.
Kalau belum percaya? "Gampang saja, saya keliling (dunia) ini tidak mati kok,"
jawab Gus Dur menekankan betapa sehatnya dia.
Tapi kemudian Gus Dur bilang,
"Masalah begitu jangan tanya sayalah. Saya sudah malas menjawabnya. Punya ambisi politik saja kok sampai begitu."

Pribadi-Ku

Kediaman-Ku

Check PageRank Free Backlinks Linki Linki Free Backlinks Vietnam Backlinks Free Automatic Link Free Plugboard Link Banner Button Free Promotion Link Free Smart Automatic Backlink Malaysia Free Backlink Services MAJLIS LINK: Do Follow Backlink Link Portal Teks TV AutoBacklinkGratis japanese instant free backlink Free Automatic Backlink Service Kostenlose Backlinks bei http://www.backlink-clever.de DAHOAM Free Backlinks Mariachi Backlink Exchange backlink Travel Backlinks Free Auto Backlink Exchange Service link-deluxe.isgreat.org hollinkwood.isgreat.org rabta-lussu.totalh.com Linkon Bedava - Free Backlink Jasa SEO dan Pembuatan Website ping fast  my blog, website, or RSS feed for Free
readbud - get paid to read and rate articles